Niatan memperbaiki service pemanduan dan penundaan di pelabuhan Tanjung Priok benar-benar dilakukan PT Pelindo II setelah bertubi-tubi mendapat complain dari pelayaran.
Secara maraton direksi Pelindo II (Prasetyadi, dirop) mengundang Pengurus DPC INSA Jaya untuk mediskusikan bagaimana solusi tepat untuk mengatasi problem pandu-tunda di pelabuhan terbesar di Indonesia ini.
Dari hasil pertemuan dengan Dirop Pelindo II pada Senin (18/9) lalu, kemudian diteruskan bertemu dengan GM Pelindo Cabang Tanjung Priok Hendro Haryono, Selasa (19/9) malam untuk merumuskan penanganan layanan pandu-tunda tersebut. Sebab, cabang Tanjung Priok yang diamanahi untuk mengelola pandu-tunda yang sebelumnya ditangani PT Jasa Armada Indonesia (JAI), anak usaha Pelindo II.
“Benar tadi malam (Selasa,19/9) kami pengurus DPC INSA Jaya bertemu GM Pelindo Tanjung Priok, di Jakarta Utara,” kata Capt. Supriyanto, Sekretaris DPC INSA Jaya saat dihubungi Ocean Week per telpon mengenai hasil pertemuannya dengan GM Pelindo Tanjung Priok, Rabu (20/9) pagi.
Menurut Supriyanto, ada beberapa point yang dihasilkan dari pertemuan tersebut antara lain, sejak 13/9/2017 pengelolaan pandu-tunda (planner, radio, pandu-tunda) ada dibawah kendali Pelindo Cabang Priok, sementara ship management armada tunda (menjamin kesiapan tunda) dilakukan oleh PT JAI.
Namun, ucap Supriyanto, mulai tanggal 1 Oktober 2017, dijadwalkan untuk dapat beroperasi secara penuh dan pelayanan kepada pelayaran akan didasarkan service level yang disepakati.
“Masa transisi dari tanggal 13/9 sampai dengan tanggal 30/9, kendali pandu-tunda sudah berada dibawah PT Pelindo Cabang Priok. Tetapi, masih dimungkinkan terjadi kendala, untuk itu laporan dan saran jika ada kendala dapat disampaikan ke DPC INSA Jaya atau langsung ke corporate secretary (CS) Pelindo Cabang Priok (Pak Budi Waluyo atau Pak Ferdi) sebagai PIC yang ditunjuk menangani masalah pantu-tunda,” ungkap manager PT Samudera Indonesia Tanjung Priok ini panjang lebar.
Supriyanto juga menggambarkan bahwa kondisi pandu saat ini sudah mencukupi, apalagi dengan ditambahnya 5 orang pandu ex. pelabuhan Panjang dan VTS. Namun, yang masih ada kendala adalah jumlah armada tunda dan ukuran yang belum mencukupi kebutuhan.
“Tapi, GM Priok (Hendro Haryono-red) berkomitmen tetap akan berupaya untuk memberikan layanan yang baik, serta berusaha meminimalisir keterlambatan service pantu-tunda, khususnya pada masa transisi ini,” tutur Supriyanto.
Mengenai tarif dan perhitungannya pada prinsipnya, kata Supriyanto, pihak Pelindo Cabang Priok menyetujui terhadap apa yang dipropose oleh DPC INSA Jaya untuk didiskusikan lebih lanjut. “Jadi niatan memperbaiki layanan pandu-tunda di pelabuhan Priok terus dilakukan. Kami berharap, semoga kedepan tidak ada lagi masalah keterlambatan dan sebagainya,” ujar Supriyanto. (***)