Kepala Kantor Kesyahbandaran Kelas Utama Tanjung Priok Capt Sudiono resmi membuka Focus Group Discussion (FGD) tentang keselamatan pelayaran, pada Jumat (12/10), bertempat di Royal Hotel Bogor.
Acara yang mengambil tema Sinergitas Stakeholder Keselamatan Pelayaran dalam Menciptakan Budaya Keselamatan, diikuti oleh seratusan perusahaan pelayaran yang berkegiatan di pelabuhan Tanjung Priok.
Pada kesempatan tersebut Capt. Sudiono menyatakan, bahwa keselamatan pelayaran merupakan tanggung jawab bersama antara pemilik kapal, operator pelabuhan, dan pemerintah (Kemenhub) melalui kantor Syahbandar. “Keselamatan pelayaran bukan hanya tanggung jawab Syahbandar saja, tapi tanggung jawab bersama,” kata Sudiono, di Bogor, Jumat (12/10).
Capt. Sudiono sempat mengungkapkan sindirannya, bahwa ada sebagian owner pelayaran hanya mementingkan bisnisnya saja, dan tidak jarang mengabaikan aspek keselamatan pelayaran. “Tolong owner kapal agar bisa memenuhi kelengkapan kapalnya sesuai aturan yang ada, agar aman, dan tak ditangkap pada saat berlayar ke luar negeri,” ungkapnya.
Kepala Syahbandar Priok berharap dengan dibentuknya PSC, keamanan pelayaran di pelabuhan Priok dapat terjamin.
Sudiono juga mengungkapkan, salah satu aspek guna terselenggaranya angkutan laut yang aman, lancar, nyaman, teratur dan efisien, sangat tergantung pada pelayaran yang didukung oleh kondisi kapal yang telah memenuhi persyaratan dari aspek aspek keselamatan, pencegahan percemaran dari kapal, pengawakan, pemuatan, kesehatan dan kesejahteraan awak kapal serta penumpang dan status hukum kapal serta manajemen keselamatan.
“Kapal yang berlayar wajib memenuhi persyaratan kelaikan kapal (seaworthiness) apabila tidak memenuhi persyaratan, kemungkinan mendapatkan musibah dalam pelayaran cukup besar,” ungkapnya.
Sudiono tidak ingin hal itu terjadi. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan keselamatan kapal sehingga pengoperasian kapal dapat berjalan dengan lancar, aman dan nyaman serta terjamin keselamatan penumpang serta barang yang diangkutnya.
Menurut Sudiono, tugas pengawasan dan penegakan aturan keselamatan berlayar pada umumnya semakin berat, baik sebagai akibat luasnya wilayah perairan yang memerlukan pengawasan, maupun karena perkembangan di bidang teknologi sarana angkutan laut yang semakin pesat. Hal itu ditandai dengan pengoperasian berbagai tipe kapal dengan peralatan yang semakin canggih dan mutakhir.
“Perkembangan teknologi pelayaran dengan segala ketentuan yang berkaitan dengan keselamatan berlayar sudah tentu harus diimbangi pula dengan SDM pelaksana yang benar-benar memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai dalam bidang pelayaran serta peraturan keselamatan berlayar,” kata Sudiono lagi.
Kata Sudiono tanpa tersedianya SDM yang mempunyai pengetahuan yang memadai, maka penerapan ketentuan kapal serta tugas-tugas di bidang pengawasan tidak mungkin dapat dilakukan dengan baik.
“Saya berharap agar FGD ini bisa membawa manfaat bagu keselamatan pelayaran maupun untuk institusi maupun pribadi kita msing-masing,” tutup Sudiono.
Kegiatan FGD ini, kemudian diisi dengan diskusi bersama, menghadirkan nara sumber antara lain Capt. Purgana, Kasubdit Tertib Berlayar, Ditjen Hubla Kemenhub, dan Dedtri Anwar, Kabid Keselamatan Berlayar Kantor Syahbandar Tanjung Priok. (rid/**)