Setelah dimulainya program logistik Tol Laut Trayek T-6ke Pelabuhan Selat Lampa, Natuna pada 25 Oktober 2016 lalu, program Sentra Logistik Rumah Kita dikembangkan untuk menunjang kelancaran kegiatannya.
Pengiriman kargo ke- 18 dengan volume lebih dari 1.100 ton dilakukan hari ini dengan Kapal KM Caraka JayaNiaga III-4 dari Dermaga 108 Terminal 2 Pelabuhan Tanjung Priok.
Pengiriman ini disaksikan oleh Direksi dan jajaran PT Multi Terminal Indonesia (MTI), PT Rajawali Nusindo (RNI group), dan PT Semen Indonesia (Persero), Tbk, Perum BULOG, PT Pelni, PT SBN.
Dalam pengiriman ini, barang-barang yang diangkut ke Natuna meliputi 20.000 sak semen (1.000 ton) minyak goreng 7,7 ton, 200 sak beras (10 ton), 1.000 sak tepung (25 ton), dan kebutuhan pokok lainnya. MTI juga sekaligus mengirimkan tambahan alat bongkar muat forklift 2.5 ton untuk menunjang kelancaran kegiatan penanganan barang di Natuna.
“Pelaksanaan dan kemajuan program Tol Laut dan Sentra Logistik Rumah Kita ini tidak terlepas dari Sinergi BUMN, yaitu antara PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC melalui anak perusahaannya PT Multi Terminal Indonesia (MTI) dengan PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI), PT Semen Indonesia (Persero), Tbk, PT Rajawali Nusindo (anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI, Perum BULOG, maupun BUMN terkait lainnya,” kata Andi Hamdani, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Multi Terminal Indonesia (MTI), di Jakarta, Selasa (5/9).
Program Tol Laut Logistik Natuna ini pada awalnya digagas oleh Kementerian Perhubungan dengan merangkul empat perusahaan BUMN yakni PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC beserta anak perusahaan IPC, PT Multi Terminal Indonesia (MTI), PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI), PT Rajawali Nusindo yang merupakan bagian dari RNI Group, dan PT Perikanan Nusantara (Persero), untuk menyediakan sarana dan prasarana transportasi serta bahan komoditas yang diangkut.
Empat BUMN beserta anak perusahaan ini bersinergi untuk membentuk rantai logistik yang menjangkau masyarakat, dengan sarana Rumah Kita sebagai Sentra Logistik di Natuna.
Sinergi BUMN yang dilakukan oleh IPC melalui PT MTI adalah melakukan penanganan barang dari dermaga ke lapangan (cargodoring), konsolidasi barang, penyediaan gudang di Jakarta dan Natuna dan pendistribusian barang kepada distributor atau masyarakat.
Distributor di Natuna dapat menjual barang kebutuhan pokok tersebut kepada masyarakat dengan berpedoman pada harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Dalam program ini, PT Pelni menyediakan kapal untuk mengangkut keperluan logistik dan melakukan bongkar muat kapal.
Tol Laut Logistik menggunakan kapal berbobot 3.000 DWT sehingga diharapkan mampu mengatasi kondisi cuaca untuk kepastian jadwal kapal.
Jadwal kapal akan melayani rute Jakarta – Natuna setiap 14 hari atau dua kali sebulan untukmenjamin ketersediaan stok barang.
Sedangkan BUMN-BUMN lain menyediakan barang untuk didistribusikan ke Natuna dan/atau dibawa dari Natuna ke Jakarta sebagai kargo balikan.
“Untuk penjualannya ke masyarakat kami bekerjasama dengan para Kepala Desa danpedagang-pedagang lokal yang diperlakukan sebagai mitra. Dengan model bisnis seperti inimaka Sentra Logistik Rumah Kita dapat lebih diterima masyarakat. Bukan hanya sebagai pusat pembelian kebutuhan pokok dan komoditi strategis masyarakat, namun juga sebagai pusat penjualan produk-produk mereka seperti rumput laut, cengkeh, kayu kelapa, ikan danlain-lain. Kargo balikan ini sekaligus menunjang keseimbangan cargo ke dan dari Natunauntuk efektivitas dan efisiensi rantai pasok. Di luar itu, MTI juga sedang menjajaki kerjasama dengan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dalam menyediakan fasilitas pendukung bagi nelayan setempat,” ungkap Andi Hamdani.
Perpaduan program Tol Laut, Sentra Logistik Rumah Kita dan masyarakat setempat menumbuhkan optimisme untuk menurunkan disparitas harga kebutuhan pokok dan komoditi strategis di Natuna maupun pulau-pulau sekitarnya.
Salah satu indicator keberhasilannya adalah kisaran harga semen yang sebelumnya Rp 78.000,00 – Rp 120.000,00 sekarang turun menjadi Rp 73.000,00 – Rp 90.000,00, tergantung jarak dan lokasi yang tersebar di kepulauan ini.
“MTI sebagai bagian dari IPC berkomitmen mendukung Pemerintah dalam implementasi Program Tol Laut dan Sentra Logistik Rumah Kita untuk meningkatkan konektivitas nasional dan produktivitas rakyat serta daya saing di pasar internasional. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan tidak hanya untuk memperkecil disparitas harga dari harga Pulau Jawa, tetapi juga membantu menumbuhkan sektor ekonomi lokal berorientasi di pasar luar Kabupaten Natuna sehingga tujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai,” tutup Andi Hamdani. (**)