PT Semen Indonesia Tbk optimistis produksi semen pada tahun ini dapat bertumbuh hingga 4 % dibandingkan dengan tahun 2016 lalu. Keyakinan itu dikarenakan adanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah & Panjang periode 2015-2019, di mana pemerintah menargetkan pembangunan jalan baru 2.650 km, jalan tol 1.000 km, dan pemeliharaan jalan 46.770 km.
Untuk mendukung rencana tersebut, PT Semen Indonesia terus melakukan ekspansi guna memenuhi permintaan pasar domestik, sekaligus mempertahankan pangsa pasar sekitar 41,7 persen dari total penjualan semen nasional.
“Di tahun 2017, Perseroan menargetkan produksi semen 27,4 juta ton atau meningkat 4 persen dari sebelumnya 26,36 juta ton pada tahun 2016,” kata Direktur Produksi dan Strategi Bisnis PT Semen Indonsia Tbk, Johan Samudra saat Public Expose Marathon di Universitas Diponegoro, Semarang (22/8).
Untuk mendukung program peningkatan kapasitas, ungkap Johan, PT Semen Indonesia akan membangun pabrik baru di Aceh dan di Kupang.
“Pemerintah berencana membangun 14 kawasan industri baru di luar Pulau Jawa serta pembangunan kawasan-kawasan industri sebagai infrastruktur industri di Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI). Hal ini menjadi pendorong pertumbuhan produksi di semen indonesia,” jelas Johan.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pertumbuhan sektor properti, di mana salah satunya adalah penyediaan perumahan bagi masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah. “Itu juga turut mendorong peningkatan permintaan semen,” ujarnya.
Menurut dia, Semen Indonesia memiliki berbagai keunggulan kompetitif dalam persaingan industri semen nasional, antara lain, 4 Integrated Plant, 2 Grinding Plant, 24 Packing Plant, serta didukung oleh 30 gudang penyangga, dan 12 pelabuhan khusus.
Guna memenuhi pertumbuhan permintaan semen, saat ini perseroan sedang menyelesaikan berbagai proyek strategis, di antaranya penyelesaian Pabrik Indarung VI dan Pabrik Rembang.
Dengan selesainya 2 pabrik tersebut, Semen Indoensia akan mendapatkan tambahan kapasitas 6 juta ton semen per tahun.
Kata Johan, Perseroan pun tengah menyelesaikan pembangunan Grinding Plant di Banten, pembangunan pembangkit listrik bertenaga panas buang yang ramah lingkungan di Tuban dengan kapasitas 30,6 MW.
“Pada Semester I 2017, Perseroan mencatat pendapatan Rp 12,7 triliun atau tumbuh 2 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp 12,47 triliun (yoy). EBITDA Perseroan tercatat sebesar Rp 2,65 Triliun atau turun dari sebelumnya Rp 3,41 Triliun ( yoy). Perseroan mencatat laba bersih Rp 1,10 triliun atau turun dari sebelumnya Rp 1,99 Triliun (yoy),” icap Johan. (***)