Sudah banyak pencapaian yang diraih PT Pelni selama menjalankan penugasan program tol laut dalam lima tahun ini, sejak 2014 lalu.
Menurut Masrul Khalimi, Direktur Usaha Angkutan Barang PT Pelni, selama lima tahun mengoperasikan kapal tol laut, Pelni telah mendistribusikan muatan tol laut sebanyak 23.529 TEUs ke wilayah-wilayah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan atau 3TP di seluruh Indonesia.
“Kepercayaan masyarakat terus tumbuh dari tahun ke tahun untuk memanfaatkan kapal tol laut,” katanya kepada Ocean Week, Senin pagi (30/11).
Masrul menyatakan, untuk tahun 2020 ini, total muatan tol laut sebesar 7.687 TEUs, terdiri atas 5.024 TEUs muatan berangkat dan 2.663 TEUs untuk muatan balik.
“Adapun rata-rata trend kenaikan muatan pada kapal tol laut dalam 5 tahun terakhir dari tahun 2015 sebesar 31%,” ujarnya.
Mantan Kepala Cabang PT Pelni Tanjung Priok ini juga mengungkapkan, khusus untuk tahun ini, bukti keberhasilan peran kapal tol laut dalam menumbuhkan perekonomian di wilayah 3TP ditunjukan salah satunya pada Kabupaten Pulau Morotai yang saat ini dilayani dua kapal tol laut, KM Logistik Nusantara atau Lognus 3 dan KM Lognus 6.
Sementara itu, Yahya Kuncoro, Sekretaris Perusahaan PT Pelni menambahkan bahwa keberhasilan PT PELNI menjalankan Program Tol Laut juga dibuktikan dengan meraih penghargaan sebagai “Operator BUMN dengan Load Factor Terbanyak Semester 1 Kegiatan Pelayanan Angkutan Khusus Ternak” dan “Operator dengan Muatan Terbanyak Semester 1 Kegiatan Tol Laut” dari Kementerian Perhubungan pada 16 Juli 2020 lalu.
Menjawab mengenai kendala yang masih dihadapi pada program tol laut, Yahya mengatakan bahwa dalam menjalankan kapal tol laut tentunya perlu didukung dengan sarana dan prasarana pelabuhan guna menunjang aktivitas bongkar muat, terutama pada pelabuhan di wilayah 3TP.
“Wilayah-wilayah ini harus terus diberikan dukungan baik dari sisi transportasi maupun dukungan peningkatan fasilitas pendukung sehingga dapat memajukan ekonomi daerah tersebut,” ungkap Yahya.
Yahya juga menanggapi bagaimana mengenai proyek perintis PELNI. “Saat ini, PELNI melayani 45 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di daerah 3TP dimana kapal perintis menyinggahi 275 pelabuhan dengan 3.739 ruas,” jelasnya.
Menurut dia, kapal Perintis merupakan angkutan laut yang sangat diandalkan masyarakat kepulauan terpencil, terdepan, terbelakang dan perbatasan (3TP) mengingat ketiadaan transportasi jenis lain (darat dan udara) yang beroperasi di wilayah tersebut.
Yahya tak menampik jika selama melaksanakan proyek perintis, masih ada kesulitan yang dihadapi perseroan.
“Kesulitan dalam pengoperasian kapal penugasan perintis adalah kapal kapal ini masuk ke daerah 3TP dimana fasilitas pelabuhan pada wilayah 3TP belum cukup memadai,” katanya.
Meski begitu, ucap Yahya, tetap saja masih ada harapan dalam proyek ini. “Harapan PELNI terhadap proyek ini adalah untuk semakin berkembang dan semakin baik nantinya terutama untuk wilayah timur Indonesia karena dengan hadirnya proyek ini sangat membantu mobilitas masyarakat dan membantu mereka dalam pemenuhan kebutuhan serta agar para pihak terkait turut serta memfasilitasi infrastruktur pelabuhan pada daerah 3TP agar semakin mempermudah pengoperasian kapal perintis,” jelasnya panjang lebar.
Pada prinsipnya, kata Yahya, Pelni sebagai Perusahaan pelayaran terbesar dengan jaringan terluas tentu berusaha secara maksimal dalam melayani masyarakat terutama masyarakat di wilayah 3TP sehingga kebutuhan akan sarana transportasi maupun pemenuhan kebutuhan barang pokok dan barang penting lainnya terpenuhi secara kontinu dan turut mendukung pertumbuhan perekonomian masyarakat melalui pendistribusian hasil/produk lokal ke seluruh wilayah di Indonesia.
Seperti diketahui bahwa pada awal pelaksanaan program Tol Laut, PT Pelni mendapatkan tiga trayek, yaitu T-1 (KM Caraka Jaya Niaga III-22), T-2 (KM Caraka Jaya Niaga III-32), dan T-3 (KM Caraka Jaya Niaga III-4).
Tetapi, seiring bertambahnya kepercayaan pemerintah kepada Pelni untuk menjalankan penugasan Tol Laut, ada penambahan trayek di setiap tahunnya, misalnya pada tahun 2016 sebanyak enam trayek, tahun 2017 dan 2018 sebanyak tujuh trayek, dan tahun 2019 menerima tiga trayek hub dan sepuluh trayek feeder.
Pada tahun ini, Pelni menerima sebanyak delapan trayek penugasan Tol Laut. Muatan terbanyak yang diangkut pada tahun 2020 oleh Pelni adalah material industri seperti batang kayu, semen, triplek, seng, keramik, baja kontruksi, baja ringan dan aspal yaitu sebanyak 390 TEUs. Per Oktober 2020 ini, tercatat kenaikan muatan sebanyak 178% dari 2.396 TEUs di 2019 menjadi 6.653 TEUs.(id/ow/**)