Indonesia bersama Malaysia dan Thailand setuju segera membentuk ASEAN Container Depot Forum guna untuk meningkatkan hubungan internasional melalui bidang logistic. Diharapkan dengan adanya forum tersebut, hubungan bisnis di Negara-negara ASEAN ini akan semakin terjalin dengan baik.
“Sewaktu Asosiasi Depo Kontainer Kosong Indonesia (Asdeki) melakukan kunjungan untuk study banding ke kedua Negara itu (Malaysia dan Thailand), ada keinginan untuk membentuk semacam Forum Depo Kontainer ASEAN. Mereka setuju dengan gagasan yang dilontarkan oleh Indonesia untuk itu,” kata Ketua Umum DPP Asdeki H. Muslan kepada Ocean Week, Senin (5/12) malam di Jakarta.
Anggota dalam forum tersebut, ujar Dirut PT GNS ini yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapore, Vietnam, Brunai Darusalam dan Filiphina.
Muslan menceritakan, study banding itu dalam rangka meninjau kondisi dan aktivitas depo kontainer yang merupakan salah satu depo container terbesar di Bangkok guna bertukar informasi tentang kegiatan pelayanan depo container dan perbandingan tariff pelayanan depo container antara Thailand dengan Indonesia.
Muslan menyatakan, bahwa untuk usaha depo, Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan kedua Negara tadi. “Kalau untuk tata kelola depo container, Indonesia masih lebih baik dibandingkan mereka. Tetapi, jika pelabuhannya, kita kalah dengan mereka,” ungkapnya.
Untuk pelayan depo kontainer masih sangat jauh berbeda dengan pelayan yang ada di Asdeki. Mereka sangat minim power sehingga mempengaruhi lead time handling. “Per container mereka bisa 1,5 jam, karena alat yang digunakan cenderung lama,” ujarnya lagi.
Menurut Muslan, secara keseluruhan perbandingan kinerja logistik Indonesia dengan Malaysia dan Thailand adalah dari segi infrastruktur terkait dengan perdagangan dan transportasi, seperti pelabuhan, jalan darat, rel kereta api dan tekhnologi informasi. dimana perencanaan dan pengembangan infrastruktur di Malaysia & Thailand telah dilaksanakan dengan baik.
“Disana koneksitas antara pelabuhan, pergudangan (area industri), dan depo container sangat bagus, sehingga biaya logistic di Malaysia dan Thailand murah,” ucapnya.
Namun, jelas Muslan, jika dilihat dari segi kemampuan personil serta peralatan pendukung di pelabuhan serta depo container seperti alat berat, atau truck, di Malaysia dan Thailand sama dengan di Indonesia.
“Kami berharap dimasa mendatang, pelabuhan di Indonesia dapat mendukung arus barang dari dan keluar negeri sehingga dapat meningkatkan peran serta menjadi salah satu port hub yang utama di ASEAN,” kata Muslan dibenarkan Khairul Mahalli, Sekjen Asdeki. (ow)