Presiden Joko Widodo meminta adanya percepatan peningkatan konektivitas guna menghubungkan Provinsi Papua Barat dengan wilayah lain.
“Provinsi Papua merupakan provinsi dengan wilayah terluas dan potensi kekayaan alam yang melimpah, baik pertambangan, pertanian, kehutanan, sektor kelautan dan perikanan. Potensi besar ini harus betul-betul dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan pengantar pada Rapat Terbatas Mengenai Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di Provinsi Papua, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (19/7).
Kepala Negara mengatakan tantangan yang dihadapi Papua Barat yakni membuka keterisolasian, menambah lapangan pekerjaan baru, pengentasan kemiskinan, hingga pembangunan yang lebih merata.
Dalam 2,5 tahun terakhir, pemerintah fokus untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan konektivitas menyambungkan Papua Barat dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
“Saya minta dilakukan percepatan pembangunan pelabuhan baik di Sorong, Bintuni maupun di Kaimana, pengembangan dermaga penyeberangan di Wasior, serta pengembangan beberapa bandara,” ucap Presiden Jokowi.
Dia berpendapat konektivitas sangat diperlukan bagi Papua Barat, bukan sekadar untuk membuka daerah-daerah terisolir, tetapi untuk menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk-produk lokal.
Selain itu, Presiden meminta adanya percepatan pembangunan ruas jalan strategis yang menghubungkan antar pusat pengembangan ekonomi.
Rapat terbatas itu dihadiri oleh Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Menkominfo Rudiantara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Agraria/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menristek dan Dikti M. Nasir, dan Gubernur Papua Lukas Enembe. (***)