Wabah covid-19 banyak memberi dampak kurang baik bagi dunia usaha. Tak sedikit akibat Corona itu, perusahaan gulung tikar. Aktivitas perdagangan ekspor impor pun terkena pula dampaknya, termasuk di Sulawesi Selatan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel mencatat, nilai impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Mei 2020 tercatat mencapai US$ 45,59 Juta.
Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 20,44 persen bila dibandingkan nilai impor bulan April 2020 yang tercatat US$ 57,31 juta.
Capaian Mei 2020 tercatat mengalami penurunan sebesar 40,42 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 76,53 juta.
Namun, hal itu ditampik Dirut PT Pelindo IV Prasetyadi. Dia menyatakan bahwa di Pelindo IV prosentase Ekspor impor hanya sekitar 5 % dari total trafik tahun 2019 lalu.
“Jadi apabila turun tidak terlalu significan dampaknya,” katanya menjawab Ocean Week, Rabu malam.
Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah mengemukakan, dari beberapa kelompok komoditas utama yang diimpor pada bulan Mei 2020, gula menjadi salah satu komoditas terbesar yang diimpor dengan presentasi 19,57 persen.
“Tidak hanya gula, ada juga bahan bakar mineral, ampas atau sisa industri makanan, gandum ganduman dan mesin-mesin atau pesawat mekanik dengan distribusi persentase masing-masing sebesar 19,57 persen, 18,90 persen, 18,24 persen, 14,02 persen dan 7,06 persen,” ungkapnya.
Selain itu kegiatan impor pada bulan Mei 2020 didatangkan dari beberapa negara. Yakni Australia, Singapura, Tiongkok, Argentina, dan Ukraina dengan proporsi masing-masing 19,66 persen, 19,55 persen, 17,21 persen, 15,52 persen dan 14,02 persen.
Sedangkan impor terbesar Sulawesi Selatan pada bulan Mei 2020 melalui Pelabuhan Makassar dengan nilai US$ 44,72 juta atau 98,08 persen. Kemudian disusul Pelabuhan Malili dengan nilai US$ 0,51 juta atau 1,12 persen dari total nilai impor Sulawesi Selatan.
“Dibandingkan dengan bulan April 2020, impor Sulawesi Selatan melalui Pelabuhan Makassar mengalami penurunan sebesar 16,09 persen, dan impor yang melalui Pelabuhan Malili juga mengalami penurunan sebesar 86,21 persen,” katanya. (***)