Banyak perusahaan kapal penyeberangan Merak-Bakauheni merugi, karena sepinya kendaraan dan penumpang yang menggunakan jasa kapal penyeberangan saat ini.
Pengalaman Ocean Week sewaktu menyeberang dari Merak Banten ke Bakauheni Lampung, pada Rabu (18/4), dan sebaliknya pada Sabtu (21/4), kapal-kapal tampak sepi dari penumpang dan kendaraan.
Kata salah satu awak kapal KMP Nusa Dharma, bahwa untuk saat sekarang penumpang memang lagi sepi. “Makanya yang jalan kebanyakan kapal kecil, karena ngirit BBM. Kalau kapal besar makan BBM lebih banyak. Pada saat sepi seperti sekarang pasti rugi,” ucapnya kepada Ocean Week, Sabtu kemarin.
Menurut dia, KMP Nusa Dharma yang berangkat dari Bakauheni pukul 13.35, Sabtu (21/4) hanya mengangkut 70 kendaraan terdiri truk, dan mobil pribadi. “Kendaraan roda dua tak lebih dari 20 motor, penumpang juga tak sampai seratus orang,” ungkap bapak asli Kebumen Jawa Tengah itu bercerita.
Sementara itu, kapal yang sama yang berangkat dari Merak ke Bakauheni hanya membawa satu mobil, dan puluhan orang penumpang.
Namun, menjelang Idul Fitri nanti, perusahaan pelayaran penyeberangan baru ‘panen’. “Lebaran pasti penuh, dan ini merupakan masa panen,” ujarnya lagi.
Dia juga bercerita, kalau perusahaan ASDP tidak ada masalah, karena perusahaan negara, tapi jika swasta murni, sekarang pasti berat.
Makanya, para swasta itu mampu bertahan hidup untuk layanan penyeberangan di rute Merak-Bakauheni (PP) sudah bersyukur.
Cuma sejumlah orang mempertanyakan adanya biaya tambahan sebesar Rp 10 ribu per orang yang masuk ke ruangan ber AC, dan Rp 5 ribu untuk penggunaan bantal. Padahal setiap penumpang yang naik kapal sudah membayar tiket karcis.
Untuk kendaraan pribadi dikenai biaya Rp 374.000, sedangkan bus maupun truk hingga Rp 1 juta lebih. (**)