Banyak pelabuhan di Indonesia comply International Ship and Port Facility Security Code (ISPS-Code), namun patut dipertanyakan, karena pelabuhan-pelabuhan yang menyatakan comply itu justru belum memenuhi syarat. Masih banyak orang tak berkepentingan keluar masuk hingga lini 1 tanpa ID Card dari pihak berwenang.
Sebut saja, di Tanjung Perak, Tanjung Priok, Belawan, Makassar, Pontianak, pelabuhan Panjang, Teluk Bayur, Palembang, Tanjung Emas, dan banyak lagi pelabuhan yang comply tapi belum ketat melakukan peraturan sebagai mana ISPS-Code.
Memprihatinkan, itulah ungkapan yang paling tepat untuk gambaran sebuah pelabuhan yang sudah mendeklair comply ISPS-Code, tetapi tak melakukan ketegasan dalam penerapan aturannya.
Tetapi, lain soal dengan Terminal Teluk Lamong. Ketika The United States Coast Guard (US Coast Guard) berkunjung ke Terminal Teluk Lamong (TTL), delegasi US Coast Guard ini memuji penerapan ISPS Code di Terminal petikemas ini. Tim Coast Guard ini datang ke Indonesia dengan tujuan melihat penerapan ISPS Code di pelabuhan Surabaya, Jakarta, dan Dumai.
Kuzler, Ketua Tim Delegasi US Coast Guard menilai penerapan ISPS Code di main shelter bus Terminal Teluk Lamong melebihi pelabuhan yang lain. “Pemeriksaan kartu identitas, kartu assist door pegawai TTL dan pembagian zona ABC pada pengunjung dan pegawai merupakan penerapan ISPS Code yang sangat baik bahkan melebihi pelabuhan lain,” ujarnya dalam siaran persnya, yang diterima Ocean Week, Sabtu (29/7) pagi.
Seperti diketahui, ISPS Code merupakan aturan komprehensif mengenai berbagai langkah untuk meningkatkan keamanan terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan. Regulasi ini dibuat untuk mengantisipasi ancaman serangan teror pada armada kapal dan fasilitas pelabuhan pascaserangan teror di New Yokr, 11 September 2001.
Di shelter bus Terminal Teluk Lamong, US Coast Guard melakukan pemeriksanaan ISPS Code mulai dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), pelaksanaan safety talk, pemeriksaaan kartu identitas, dan pengamanan masuk area terbatas.
Setelah memeriksa area shelter, US Coast Guard menguji proses swap card dan pemeriksaan sidik jari pengendara truk di gerbang utama Terminal Teluk Lamong. Fasilitas ini dinilai memenuhi standard keamanan, salah satunya karena didukung oleh 195 unit kamera pengawas atau CCTV.
Kuzler yang didampingi Rumaji, Direktur Operasi Terminal Teluk Lamong menyatakan, fasilitsa yang lengkap yang ada di Terminal Teluk Lamong diniainya paling canggih di Indonesia. Oleh karena itu, kapal asing yang sandar di Teluk Lamong mendapat jaminan keamanan.
Terminal Teluk Lamong yang baru beroperasi sekitar 3 tahun merupakan anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III. Dibangun sebagai pengembangan dari Pelabuhan Tanjung Perak yang sudah sangat over capacity. Terminal Teluk Lamong berperan dalam memecah kepadatan dan mempercepat proses penyebaran arus barang untuk tujuan Kawasan Timur Indonesia.
Sewaktu Ocean Week ke Teluk Lamong beberapa bulan lalu juga memperoleh kesan sama sebagaimana Kuzler. Masuk ke terminal ini sangat ketat, orang yang tak berkepentingan dipastikan tak akan bisa masuk. Bahkan truk-truk yang akan akan berkegiatan disini, termasuk para sopir, jika tidak dilengkapi dengan ID Card pun dilarang masuk.
Teluk Lamong sangatlah steril, sehingga para pengguna jasa dibuat nyaman, dan aman. Mestinya inilah pelabuhan, sebagaimana pelabuhan di Singapura. Mereka yang tak berkepentingan dilarang masuk hingga lini 1, kecuali yang mendapat ijin dari pengelola pelabuhan atau terminal. (***)