Pemerintah diminta segera menyiapkan regulasi dalam memasuki era digitalisasi 4.0, karena jangan sampai terlambat dan akhirnya Indonesia hanya dijadikan sebagai negara pasar oleh negara-negara asing.
“Negara-negara luar sudah siap, misalnya China sangat siap. Bahkan mereka (China) dengan Alibaba-nya sudah masuk kesini (Indonesia), kalau pemerintah tidak membuat regulasi mengenai proteksi dalam negeri, akan berbahaya bagi negeri ini,” kata Chris Kanter, Dewan Pembina ALFI, kepada Ocean Week, di Jakarta, Selasa (4/12) usai menghadiri Munas asosiasi logistik.
Selain itu, Dirut PT Indosat ini juga menyatakan supaya semua industri di sektor logistik, pelabuhan, pelayaran, dan usaha terkait lainnya untuk siap dengan era teknologi tersebut. Apalagi dalam menyongsong integrasi ASEAN di 2025. “Kita mau nggak mau harus siap dengan perubahan itu. Peran pemerintah sangat penting dalam menyiapkan regulasi,” ungkapnya.
Menurut Chris Kanter, Indonesia belum siap memasuki era 4.0 tersebut, termasuk semua industri disektor logistik, pelayaran maupun kepelabuhanan. “Kita prihatin saja, nanti begitu waktunya sudah dekat, baru ribut-ribut,” kritiknya.
Iskandar Zulkarnain, mantan ketua ALFI juga membenarkan jika industri logistik nasional pun belum siap dengan era 4.0. “Kita belum ada yang siap,” katanya singkat kepada Ocean Week.
Namun, ungkapnya, semua pihak jangan terlalu panik. “Kita lihat dan berusaha saja bagaimana nantinya, sambil kita menyiapkan diri,” katanya.
Sementara itu Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto juga sependapat dengan Kris Kanter. “Kita pelayaran domestik juga belum ada yang siap untuk era 4.0,” katanya.
Sedangkan Ketua Umum ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengungkapkan agar semua industri di sektor logistik banyak melakukan inovasi dalam memasuki era 4.0. “Kedepan, kompetisi di usaha logistik sangat ketat, makanya kita perlu berinovasi untuk tetap bertahan,” ujarnya. (***)