Proses pembangunan lokasi tambat kapal yang hendak digarap oleh Pemkab Pati masih terkendala dalam proses pengadaan tanah. Beberapa warga masih belum ingin melepaskan tanah mereka. Meski begitu, Bupati Pati Haryanto optimis proses pengadaan tanah akan tuntas tahun 2016. “Memang butuh waktu untuk proses pengadaan tanah dan lobbying dengan warga. Tapi, insya allah, tahun 2016 pengadaan tanah akan selesai dan pembangunan tambatan kapal akan dieksekusi pada tahun itu juga,” paparnya.
Haryanto pun menjelaskan jika tanah yang digunakan luasannya lebih dari satu hektar, maka yang bergerak adalah tim appraisel (tim penaksir) yang berasal dari lembaga non-pemerintahan. “Nah, biasanya tim appraisel ini menentukan taksiran harga tanpa adanya koordinasi. Sehingga, saat berada di lapangan, harganya berbeda-beda dan menimbulkan kecemburuan sosial,” terangnya.
Padahal, harga tanah menentukan kebersediaan warga untuk melepaskan tanah mereka. “Karenanya, kami dari Pemkab Pati juga berharap pada tim appraisel untuk bijak dalam proses penaksiran harga tanah agar proses pengadaan tanah ini bisa berjalan lancar,” jelasnya.
Setidaknya saat ini sudah ada beberapa pemilik yang mau melepaskan tanahnya untuk tambatan kapal. “Namun, masih ada beberapa yang belum mau. Nah, ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab tim appraisel,” tuturnya.
Jika secara keseluruhan tidak berhasil terbeli, tentunya pembangunan tambatan kapal tidak bisa dilakukan. “Kita butuh satu los yang luasannya sekitar 5 hektaran. Jika ada salah satu yang tidak mau melepaskan tanahnya, tentunya pembangunan tambatan kapal ini tidak bisa dilakukan,” pungkasnya.