PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSS) mentargetkan pendapatan tumbuh 20% tahun ini menjadi US$ 58,8 juta atau setara Rp 710 miliar, dibandingkan setahun sebelumnya (2017) yang hanya tercatat US$ 49 juta. Perseroan berencana membeli dua set kapal tunda dan tongkang bekas yang akan beroperasi sebelum memasuki 2019.
Peningkatan pendapatan tersebut seiring dengan penambahan armada kapal tunda dan tongkang perusahaan menjadi 40 unit pada tahun ini. Perseroan juga berencana meningkatkan utilisasi fasilitas pemindah muatan batu bara lepas pantai (Floating Loading Facility/FLF) sebesar 90% dari sebelumnya 70%. Untuk mendukung pertumbuhan kinerja itu, PSS mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD29 juta yang saat ini sudah diserap sebesar 43%.
Direktur PT Pelita Samudera Shipping Tbk, Harry Tjhen mengatakan, pertumbuhan pendapatan seiring dengan harga batubara yang diperkirakan tetap stabil di kisaran USD80 hingga USD100 per metrik ton hingga 2020 mendatang. “Jadi kalau kita melihat industri batubara kita cukup stabil mulai 2017 jadi supply dan demand ditopang juga dari banyaknya pembangkit dalam negeri yang akan dioperasikan secara maksimal. Kondisi ini membantu industri batubara, dimana akan dikerjakan oleh perseroan,” katanya di Jakarta, Jumat (21/9).
Harry mengungkapkan perseroan alokasi capex tahun ini, seluruhnya berasal dari internal kas perseroan. “Alokasi capex masih menggunakan kas internal kami karena masih cukup banyak. Selain itu debt to equity ratio kami juga masih cukup rendah yakni 0,45% pada Juni 2018,” ungkapnya.
Harry juga menyatakan, hingga 2020, perseroan juga menargetkan investasi sebesar USD50 juta untuk menambah diversifikasi usaha bisnis. Salah satunya dengan melirik usaha pengangkutan mineral seperti nikel. Namun, rencana tersebut masih belum dilakukan dalam waktu dekat, mengingat fokus perseroan saat ini pada peningkatan volume pengangkutan batu bara terkait kontrak-kontrak yang telah dibukukan.
Menurut Harry, hingga Agustus 2018, tercatat nilai kontrak yang dibukukan perseroan untuk FLF senilai USD7 juta dan Rp72 miliar serta TNB senilai USD1,9 juta dan Rp289 miliar. Tahun 2018 ini perseroan menargetkan kontrak senilai USD60 juta hingga USD65 juta.
PSS juga telah menjual FLF (floating loading facility) ke PT Maritim Barito Perkasa senilai USD12 juta. Perseroan mengaku untung dengan penjualan aset tersebut. Karena selain menambah dana segar, utilisasi FLF milik Pelita Samudera jadi semakin efisien walaupun berkurang menjadi tiga unit dari 4 unit yang tadinya dimiliki. (nrc/**)