Tiga badan usaha milik negara (BUMN) mengklaim telah mengembangkan berbagai infrastruktur pelabuhan untuk mendukung program Tol Laut yang menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Hal itu terungkap saat jumpa pers PT Pelindo I (Persero), Pelindo II (Persero) dan PT Pelindo III (Persero) di sela-sela Indonesia Business Development Expo (IBDExpo) 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (22/9).
Senior Vice President Marketing dan Government Relation Pelindo III Sugiono mengatakan saat ini perusahaan mengelola 17 pelabuhan yang tersebar di di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nuta Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Sebanyak lima pelabuhan itu termasuk dalam program Tol Laut, yaitu Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya, Jawa Timur), Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang, Jawa Tengah), Pelabuhan Sampit (Kalimantan Tengah), Pelabuhan Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan Pelabuhan Kupang (NTT).
Di Tanjung Perak kata Sugiono, saat ini sudah dibangun infrastruktur dengan pengerukan alur laut dengan kedalaman dari 8,5 meter menjadi 13 meter sehingga bisa menambah volume singgah kapal berbobot mati 20.000-50.000 Dwt.
“Pengembangan fasilitas pelayanan dilakukan di Pelabuhan Sampit, Banjarmasin, Kupang, Terminal Peti Kemas Surabaya berupa penambahan container crane masing-masin berkisar 2-6 unit,” ujarnya.
Dengan penambahan fasilitas tersebut, menurut dia, tingkat penanangan kontainer (troughput) di lima pelabuhan Tol Laut tersebut bisa meningkat secara signifikan.
“Total investasi yang dialokasikan Pelindo III untuk pengembangan Tol Laut mencapai sekitar Rp4,5 triliun selama 2017-2019. Sementara pada tahun 2011-2017 telah dialokasikan sekitar Rp12 triliun,” ujar Sugiono.
Selain infrastruktur, Pelindo III juga ikut menyukseskan Program Rumah Kita, bekerja sama dengan Bulog dan Pelni untuk mendistribusikan kebutuhan pokok di wilayah terpencil, terluar dan terdepan (3T).
“Hasilnya, lewat Tol Laut dan Rumah Kita saat ini harga semen di wilayah NTT sudah bisa diturunkan menjadi Rp47.500 zak dari sebelumnya di ata Rp55.000 pe zak,” ujarnya.
Sementara itu, Senior Vice Presiden Operation Pelindo II David P Sirait dalam forum yang sama mengatakan perseroaannya juga sudah menyelesaikan beberapa tahapan pengembangan Tol Laut, bahkan sudah memberikan hasil yang signifikan.
“Saat ini seiring dengan selesainya pembangunan terminal Peti Kemas 1 di New Priok, Kali Baru, sudah bisa melakukan ekspor dari Jakarta langsung ke Amerika Serikat,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, menurut dia, dari 16 pelabuhan yang dikelola Pelindo II, sebanyak 4 diantaranya masuk dalam proyek strategis yaitu pengembangan Pelabuhan New Priok, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Terminal Kijing, Cikarang Bekasi Laut.
David menjelaskan, total investasi Pelindo II mencapai Rp40 triliun, sebanyak Rp14,5 triliun diantaranya untuk pengembangan Pelabuhan New Priok, Pelabuhan Sorong senilai Rp2,4 triliun dan Cikarang Bekasi Laut dialokasikan sekira Rp3,4 triliun.
“Beberapa investasi sudah digunakan pada tahun-tahun sebelumnya, dengan sumber dana dari global bond,” ujarnya.
Di tempat sama, Manajer Stakeholder Pelindo I Asih Kurnia mengatakan, Pelindo I, sedang mengembangkan Pelabuhan Malahayati, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Dumai, dan Pelabuhan Batam. “Pengembangan infrastruktur di pelabuhan-pelabuhan tersebut diharapkan bisa menurunkan biaya hingga 50 persen,” ujar Asih. (ant/**)