Saat ini pelayaran nasional masih tetap eksis dan stabil. Meskipun global terdampak dengan adanya perang Rusia-Ukraina, ditambah Israel-Palestina, namun itu semua belum berpengaruh terhadap pelayaran nasional.
Meski begitu tentunya pelaku bisnis pelayaran tetap berhati-hati karena negeri ini sudah masuk tahun politik. Bahkan di 2024 nanti dinilai menjadi sebuah tantangan.
Tetapi, pelaku usaha tetap optimis, karena peluang bagi bisnis ini selalu ada. Dan untuk melihat gambaran capaian, peluang dan tantangan nya, Ocean Week (OW) mencoba berbincang dengan Carmelita Hartoto (CH), Ketua Umum DPP INSA, Jumat ini, berikut petikannya.
OW : Bagaimana kondisi usaha pelayaran saat ini, bisa cerita?
CH : Dibandingkan dengan global shipping yang saat ini berada pada titik terendah seperti sebelum pandemi; Pelayaran Nasional cukup stabil bergerak dinamis karena memang kita prudent walaupun berada pada situasi dalam ketidakpastian yang tinggi, karena adanya gejolak keamanan dunia, disebabkan perang Rusia VS Ukraina dan Palestina VS Israel. Tiongkok sebagai negara mitra strategis Indonesia juga tengah alami pelambatan ekonomi. Di sisi lain, kita juga sudah memasuki tahun politik, yang mana membuat pelaku usaha harus lebih hati-hati dalam mengambil aksi bisnis. Tapi di tengah dinamika itu, pelayaran masih mencatatkan kinerja positif, karena memiliki sejumlah peluang yang bisa dimanfaatkan.
OW : Prediksi ibu apakah pelayaran bakal membaik atau terpuruk di 2024?
CH : 2024 adalah tahun politik. Stabilitas politik dan ekonomi itu sangat berkaitan erat. Meski kita punya pengalaman menggelar pemilu langsung dan berjalan lancar dan damai, tapi tentu dunia usaha pada tahun politik akan tetap memilih wait and see ya. Begitu juga dengan dunia usaha pelayaran nasional. Tapi bukan berarti 2024 itu buruk. Tepatnya, 2024 akan lebih menantang.
OW : adakah peluang pelayaran ?
CH : Kita memiliki banyak peluang di sektor pelayaran yang bisa kita tangkap, mulai dari hilirisasi yang berdampak pada peningkatan muatan raw material ke smelter pada jenis kapal curah, dan tren positif ekonomi juga akan berdampak pada tumbuhnya kargo kontainer pada kapal peti kemas. Pada kapal general cargo juga mulai mengalami pertumbuhan muatan dari jenis material bangunan utk sokong pembangunan IKN dan pada jenis tanker serta offshore juga akan ikut terkerek positif dengan adanya target SKK MIGAS produksi minyak 1 BPOD dan gas bumi sebesar 12 miliar Bscfd pada 2030. Lalu pada sektor pelayaran pariwisata juga terbuka peluang lebar karena memang pemerintah mendorong pengembangan sektor pariwisata bahari dg adanya 5 DPSP.
OW : Untuk tahun 2023, kinerja pelayaran bagaimana?
CH : Catatan BPS, sektor transportasi dan pergudangan alami pertumbuhan tertinggi yakni 14,74% pada Triwulan III 2023 ini. Sektor pelayaran relatif mengalami pertumbuhan yang moderat. Seperti yang saya sebutkan, peluang-peluang itu cukup banyak meski sekarang ini kita berada dalam ketidakpastian yang tinggi ya.
OW : Apa kendala yang masih dihadapi oleh usaha pelayaran dalam negeri?
CH : Kendala kita adalah bagaimana mendapatkan dukungan pendanaan yang kompetitif dangan bunga rendah dan tenor panjang, begitu juga kita butuh dukungan adanya kebijakan fiskal yang sesuai dengan common practice di dunia pelayaran di banyak negara. Tujuannya, bukan semata ingin pelayaran tumbuh, tapi juga ingin pelayaran kita bisa lebih berdaya saing.
OW : Untuk sektor pelayaran apa yang makin membaik, dan sektor pelayaran apa yang terus memburuk?
CH : Seperti yang sempat saya sebutkan bahwa pelayaran pada umumnya alami pertumbuhan positif. Namun demikian disektor angkutan komoditas, mungkin akan mengalami pertumbuhan yang negatif akibat banyaknya permintaan kenaikan jasa pelabuhan.
OW : Apa yang sudah berhasil dicapai oleh INSA selama ini hingga 2023?
CH : Tentu saya hanya akan cerita secara umum saja. Karena bisa kepanjangan kalau secara mendetail ya. INSA sebagai wadah para pengusaha pelayaran nasional tentu telah memiliki banyak capaian selama 2023 ini. Yang utama adalah kita menjaga kedaulatan laut Indonesia dengan komitmen menjaga asas cabotage dan pelayaran nasional telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. INSA juga berperan penting dalam menjaga ketahanan energi nasional, contohnya, saat terjadi krisis energi 2022, kita mengkonsolidasikan armada anggota INSA untuk memasok batu bara ke PLTU-PLTU Indonesia yang alami kekurangan pasokan saat itu dan berhasil. Serta mendapatkan penghargaan.
OW : sekarang INSA mulai diperhitungkan di ASEAN ya ?
CH : INSA kini kembali aktif dalam pergaulan asosiasi regional dan internasional, setelah selama ini hanya menjadi peninjau. Karena telah kembali aktif menjadi anggota FASA, dan kebetulan pula tahun depan saatnya giliran INSA memegang estafet kepemimpinan FASA. Maka ini momentum INSA untuk memperluas pengaruhnya, terutama di tingkat regional.
OW : konon INSA juga aktif di IMO baru-baru ini ?
CH : ya benar, INSA juga turut menjadi delegasi RI yang aktif terlibat dalam Sidang IMO ke-33 di London, dan alhamdulillah Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan IMO Kategori C periode 2024-2025.
OW : Harapan ibu ke depan untuk usaha pelayaran Indonesia, apalagi saat ini juga sebagai ketua FASA?
CH : Ya kita harap tahun depan stabilitas politik kita tetap terjaga, ekonomi kita tumbuh dan iklim usaha di sektor pelayaran dan industri terkait lainnya tetap kondusif. Sehingga sebagai ketua FASA, kita bisa mengorganisir dan menyelenggarakan agenda-agenda FASA dengan baik. (**)