Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tengah berbenah. Berbagai fasilitas infrastrutur dibangun dan dikembangkan. Alur pelayaran dilakukan pengerukan, sistem layanan pun mulai mengarah pada digitalisasi.
Para pelaku usaha sangat menyambut baik upaya yang dilakukan oleh operator pelabuhan tersebut (PT Pelindo III Tanjung Emas). “Mereka mulai menata dengan baik, alur untuk lalu lintas barang (petikemas) dan general kargo, maupun untuk penumpang di terminal penumpang, sehingga Tanjung Emas sudah mulai rapi,” kata Ariwibowo, Ketua ALFI Jawa Tengah (Jateng) saat dimintai tanggapannya mengenai perkembangan Tanjung Emas saat ini, melalui selulernya, Sabtu siang ini.
Hal senada juga disampaikan Ketua INSA Semarang M Ridwan. “Sekarang alur pelayaran sedang dikeruk. Kalau pekerjaan itu selesai, maka kapal-kapal besar kapasitas 3500 TEUs bisa dilayani disini (TPKS-red). INSA sangat apresiasi terhadap kinerja Pelindo III tersebut,” ucap Ridwan disela-sela Launching Sistem Pelayanan Barang dan Pnumpang Angkutan Laut Berbasis Boarding Pass di Tanjung Emas, Sabtu pagi.
Launching itu sendiri diresmikan oleh Dirjen Perhubungan Laut Agus Purnomo. Kapal yang dipakai sebagai percontohan adalah milik PT DLU dengan rute Tanjung Emas-Kumai Kalteng yang selain membawa truk, mobil pribadi, sepeda motor, juga orang.
Untuk sistem E-ticketing ini, menurut Agus Purnomo, persis seperti konsep yang diterapkan di bandara.
Ariwibowo maupun Ridwan berharap dengan selesainya pekerjaan pengerukan nanti, dan alur pelayaran Tanjung Emas menjadi -14 Lws, kapal besar bisa dilayani, dan harapannya ada direct call dari Semarang ke negara luar, misalnya Eropa atau ke Asia.
Keduanya juga ingin agar sistem online seperti Inaportnet versi 1 dan 2, serta DO Online dapat berjalan mulus di pelabuhan ini.
Adanya pengerukan di Tanjung Emas dibenarkan Ari Prabowo, CEO Pelindo III Regional 3. “Sudah dimulai pengerukan, targetnya 6 bulan kedepan dari bulan November 2018 ini sudah rampung,” ungkapnya.
Ari berharap dengan selesainya pengerukan, Tanjung Emas dapat melayani kapal-kapal besar yang selama ini banyak menggunakan fasilitas pelabuhan Tanjung Priok maupun Tanjung Perak Surabaya.
“Bukan hanya pengerukan saja yang sedang kami lakukan, namun juga pembenahan dan penataan dari banyak hal. Misalnya sistem digitalisasi, maupun pendukung untuk e-ticketing penumpang,” ucapnya.
KSOP Tanjung Emas Ahmad Wahid juga membenarkan adanya hal itu. “Penataan memang sedang dilakukan di Tanjung Emas. Salah satu yang sudah terwujud adalah online e-ticketing. Dengan sistem ini pelabuhan menjadi steril dari orang-orang yang tak berkepentingan,” katanya.
Cuma sayangnya, kata Ridwan, masih ada kendala yang harus dipikirkan yakni rob air laut, dan kemacetan karena adanya rel kereta api. “Pada waktu ramai kegiatan ekspor maupun bongkar muat kontainer, sering terjadi macet, karena lalu lintas tak lancar. Keluar dari pelabuhan banyak antrean truk,” ungkapnya.
Namun, pada hari Sabtu (24/11) pagi hingga siang jam 12.00 wib, kondisi dan situasi di Tanjung Emas tak begitu ramai. Justru keramaian berada di terminal penumpang, karena adanya dua kapal penumpang yang berangkat dan datang dari dan ke pelabuhan ini.
Kapal yang berangkat adalah milik PT DLU tujuan Kumai, dan yang datang adalah kapal PT Atosim rute Lampung-Srmarang.
Tapi, bagaimana pun juga, semua berharap Tanjung Emas bisa menjadi lebih baik dari saat ini. (***)