PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1 Cabang Malahayati bersama Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri menggelar Peluncuran Resmi Ekspedisi Pionir Kapal Dagang Aceh Kepulauan Andaman & Nicobar sebagai Implementasi dari “Statement on Shared Vision of India – Indonesia Maritime Cooperation in the Indo – Pacific” pada Sabtu, 29 Desember 2018.
Hadir pada kegiatan itu, Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Walikota Naggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al-Haytar, Konsulat Jenderal India di Medan Shalia Shah, serta General Manager Pelindo 1 Cabang Malahayati Sam Arifin Wiwi.
Menurut M. Eriansyah, Corporate Secretary PT Pelindo I, kegiatan ini merupakan ekspedisi pionir kapal dagang yang membawa barang sample dari Pelabuhan Malahayati menuju Port Blair, Kepulauan Andaman dan Nicobar, India. Barang-barang yang dibawa berupa: makanan pokok, kopi, sayuran, dan kerajinan tangan.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Kunjungan Kenegaraan Perdana Menteri India ke Indonesia pada tanggal 29-30 Mei 2018 lalu, yang membahas Visi Bersama Kerja Sama Maritim di Indo-Pasifik. Visi bersama tersebut menekankan pentingnya meningkatkan kesejahteraan di kawasan antara lain melalui pengembangan konektivitas ekonomi yang berlandaskan pada norma-norma universal, hukum internasional, transparansi, dan saling menghormati kedaulatan dan integritas wilayah.
“Ekpedisi Pionir Kapal Dagang yang diberangkatkan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Delegasi Kedutaan Besar India ke Pelabuhan Malahayati pada bulan Juli lalu. Kunjungan kerja yang lalu bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi, fasilitas, dan kesiapan pelabuhan untuk melakukan pengiriman barang ke Kepulauan Andaman dan Nicobar,” kata Sam Arifin Wiwi menambahkan.

Sam Arifin Wiwi menyatakan, dengan peluncuran resmi ekpedisi kapal dagang ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kepulauan Andaman dan Nicobar. “Kami mendukung kegiatan ekspor barang-barang ke India melalui Pelabuhan Malahayati,” ujarnya.
Seperti diketahui, fasilitas pelabuhan Malahayati siap untuk kegiatan bongkar muat, dengan kedalaman alur 9,5 meter, memiliki pelayaran yang terjadwal, ketersediaan alat bongkar muat, lapangan penumpukan peti kemas, serta akan didukung oleh sistem front end yang akan diterapkan di Pelabuhan ini.
“Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap kerja sama Indonesia-India mampu terjalin dengan baik, sehingga mampu memaksimalkan potensi Pelabuhan Malahayati untuk bisa melakukan ekspor ke India yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya daerah Aceh,” jelas Sam Arifin.
Pelabuhan Malahayati memiliki dermaga dengan panjang 384 meter dan dapat menampung tiga kapal ukuran 100 meter dengan muatan 300 TEUs peti kemas sekaligus. Fasilitas-fasilitas ini juga didukung dengan peralatan bongkar muat petikemas seperti satu unit HMC (Harbour Mobile Crane), tiga unit forklift, reach staker, enam unit truk pengangkut petikemas, serta satu unit kapal tunda.
Malahayati merupakan salah satu pelabuhan di bawah pengelolaan Pelindo 1, berlokasi di Banda Aceh. Saat ini Pelabuhan Malahayati ditetapkan sebagai salah satu dari 24 pelabuhan yang menjadi Program Tol Laut, diharapkan dapat memperkuat konektivitas nasional dan bisa menurunkan biaya logistik nasional. (pld1/**)