Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Rokhmin Dahuri menyatakan Pelabuhan Patimban dinilainya kurang signifikan untuk mengurangi beban jalan jalur pantai utara (pantura). Berbeda dengan Pelabuhan Cirebon yang letaknya berada di tengah, sehingga bisa menampung komoditas dari wilayah Ciamis dan sekitarnya, atau dari Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat seperti Brebes dan Tegal.
Rokhmin menyampaikan hal itu kepada wartawan usai menjadi narasumber dalam seminar nasional Menyongsong Kebangkitan Bisnis UMKM yang diselenggarakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Cirebon, paa Rabu lalu (27/2).
Menurut mantan menteri Kelautan dan Perikanan ini, posisi Pelabuhan Cirebon memiliki lokasi yang sangat strategis kalau tujuannya untuk mengurangi beban Pantura.
Namun, karena Pelabuhan Patimban sudah terlanjur dibangun, sebagai manusia yang positif, harus patuh dan taat dengan keputusan yang sudah dibuat.
“Sementara sudah dibangun ya, kita manfaatkan saja, artinya dari sisi pemerintah, ide kereta api barang diperbanyak harus direalisasi. Karena kalau lewat jalur darat kan resiko kepadatan dan kecelakaan, serta merusak jalan,” katanya.
Rokhmin mengemukakan, Pelabuhan Cirebon harus dikembangkan menjadi pelabuhan ekspor impor, jangan hanya jadi pelabuhan pengumpan saja. Namun memang harus dibangun dermaga yang panjang, agar kapal-kapal besar bisa masuk, karena kendala utama Pelabuhan Cirebon pendangkalan.
Ke depan, katanya, transportasi barang yang biasanya diangkut dengan kontainer harus melalui laut.
Proporsi angkutan barang melalui laut justru sangat minim. Jumlahnya hanya sekitar sembilan persen. Lebih dari 80 persen melalui darat dan sisanya dengan kereta api.
“Padahal Norwegia dengan wilayah lautan yang seuprit saja, angkutan barang melalui laut mencapai 50 persen. Di Jepang angkutan barang melalui laut mencapai 60 persen. Ini kan mubazir,” katanya.
Agar menarik pengguna jasa, pemilik kapal harus memperbaiki kapal dan ketepatan waktu harus diperbaiki, karena selama ini kapal kan sering terlambat.
Meski kurang setuju dengan pembangunan Pelabuhan Patimban, tetapi Rokhmin sepakat dengan penetapan kawasan Cirebon-Patimban-Kertajati sebagai segi tiga emas, yang menjadi masa depan ekonomi Jawa Barat.
Rokhmin juga berharap rencana pengembangan Pelabuhan Cirebon yang direncanakan beberapa waktu lalu. Bahkan anggarannya juga sudah dialokasikan sekitar Rp 3 triliun saat Dirut PT Pelindo II dijabat R. Lino, bisa terealisasi.
Menurut dia, pengembangan Pelabuhan Cirebon bakal mempercepat pertumbuhan kawasan paling timur Jawa Barat itu. (pr/**)