Pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Aljir, Aljazair tadi malam akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk membatasi produksi minyak seluruh negara anggotanya menjadi 32,5 juta hingga 33 juta barel per hari (bph). Meski hanya memangkas produksi minyak 240 ribu-740 ribu bph dari target sebelumnya 33,24 juta bph, namun kesepakatan tersebut terbukti ampuh meningkatkan harga minyak dunia.
Ketua OPEC Mohammed Bin Saleh Al-Sada menjelaskan dalam pertemuan selama enam jam, sebanyak 14 negara anggota setuju untuk mengurangi angka produksi tahun ini. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan membentuk sebuah komite yang akan menghitung produksi final dari setiap negara anggota pasca kesepakatan itu dibuat.
“Komite akan mengkoordinasikan upaya berbagi beban dengan menyesuaikan produksi antara produsen OPEC dan non-OPEC. November nanti, laporan itu harus selesai dan dibahas dalam pertemuan di Wina,” kata Al-Sada, dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (29/9).
Sebelumnya pada Selasa dan Rabu kemarin, Perdana Menteri Aljazair Abdelmalek Sellal bertemu dengan Wakil Menteri Perminyakan Arab Saudi, Pangeran Salman bin Abdul Aziz bin Salman Al-Saud dan Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh.
Sellal melakukan upaya diplomasi agar Arab Saudi, salah satu produsen minyak utama, bersedia membatasi pasokan menjadi sekitar 10,3 juta bph dan Iran diminta untuk bisa membatasi pasokannya menjadi 3,7 juta bph.
Menteri Energi Aljazair Noureddine Bouterfa mengatakan, apabila harga minyak bisa membaik ke level US$50 hingga US$60 per barel maka akan menguntungkan bagi konsumen dan produsen.
“Level harga itu membantu menjaga investasi dan karena itu menjamin ketersediaan produk energi utama ini dalam jangka panjang,” jelas Bouterfa. (**)