Pelayaran menyambut baik rencana Pelindo II mengoperasikan eks Terminal 2 JICT pada Oktober 2019 mendatang. Namun pengoperasian tersebut menunggu pembaharuan peralatan bongkar muat, karena crane-crane lama semua tak akan digunakan lagi.
“Dengan draft hanya 8 meter, kapal kontainer domestik bisa sandar di situ (dermaga eks JICT 2). Bisa saja Tresnamuda Sejati (TMS) berkegiatan disitu, atau mungkin Tanto juga bisa,” kata Sunarno, operasional manager TMS, kepada Ocean Week, di Kantor INSA Jaya, kemarin sore.
Cuma, ungkap Nano (panggilannya), pengoperasiannya menunggu semua peralatan bongkar muat (crane) dikeluarkan dari terminal tersebut. “Katanya Oktober sudah mulai dioperasikan,” ungkapnya singkat.
Sementara itu, Munif dari pelayaran Bukit Merapin mengungkapkan, jika terminal eks JICT 2 itu bagus juga untuk kegiatan otomotif (kendaraan) antara pulau yang pengelolaannya oleh IKT. “Bagus juga untuk kegiatan kapal RoRo antar pulau. Yang mengoperasikan IKT, lokasinya strategis,” ujar Ujang (panggilannya).
Sebelumnya, Direktur Teknik IPC Dani Rusli menyatakan, PT Pelindo II akan memperbarui peralatan bongkar muat di eks Terminal 2 Jakarta International Container Terminal (JICT) sejalan dengan rencana pengoperasian kembali bekas terminal internasional itu.
“Sebagian container crane dan rubber tyred gantry (RTG) harus dikeluarkan karena sudah usang sehingga perusahaan perlu mendatangkan alat baru. Kami sudah exercise semua. Konsultan juga sudah masuk. Kami lagi proses lelang untuk desainnya,” katanya beberapa waktu lalu.
Menurut Dani, selain peralatan bongkar muat, dermaganya juga perlu diperbaiki. “Untuk perbaikan peralatan dan dermaga, IPC membelanjakan sebesar Rp 200 miliar,” ucapnya.
Dani menambahkan, eks Terminal 2 JICT dipersiapkan menjadi terminal transshipment peti kemas domestik setelah bertahun-tahun menganggur.
Perseroan juga telah menunjuk anak perusahaan, PT IPC Terminal Peti Kemas (IPC TPK), yang fokus mengelola terminal peti kemas untuk mengoperasikan eks Terminal JICT 2. (**)