Kapal pesiar Ocean Dream membawa 837 penumpang asal Jepang, terdiri 517 wisatawan dan 320 awak kapal, berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Sabtu (24/3). Mereka kemudian turun untuk melakukan kunjungan wisata ke Candi Borobudur dan sejumlah lokasi wisata di Semarang seperti Lawang Sewu dan Kota Lama.
“Wisatawan asal Jepang memang menjadi salah satu target prioritas yang akan kami tarik ke Jawa Tengah, selain China, Thailand dan Timur Tengah. Agar mereka tidak hanya kenal Bali,” kata Kasi Promosi Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah, Mieke kepada wartawan saat menyambut kedatangan Ocean Dream, di Tanjung Emas.
Sementara itu, keagenan kapal cruise di pelabuhan Tanjung Priok mengeluhkan kurangnya kepedulian dari pemerintah (Dinas Pariwisata) terhadap kapal-kapal wisata yang singgah di pelabuhan ini.
Bahkan, menurut agen dari BEN Line, penyambutan kedatangan wisatawan mancanegara itu sekedarnya saja. “Yang kami prihatin juga Pelindo mengenakan tarif pas untuk wisatawan per orang Rp 18.000, belum lagi tarif untuk kapal ini pun di Priok cukup mahal,” ucap salah satu agen dari BEN Line.
Mengenai kapal cruise ini, pada Jumat (23/3) dilakukan rapat koordinasi di Kemenko Maritim yang dihadiri pihak Pelindo Tanjung Priok, agen pelayaran, dan pihak berkepentingan lainnya.
Usai rapat, Sukaca dari Pelindo II Tanjung Priok, ketika dihubungi Ocean Week menyatakan bahwa inti dri rapat tersebut, agen minta diskon. “Tapi kita (Pelindo Priok) belum menyediakan dermaga khusus kapal cruise. Untuk melayani kapal tersebut (cruise-red) terpaksa harus menggeser kapal petikemas dan break bulk, makanya kami kenakan biaya yang sebanding dengan tarif petikemas,” ujar Sukaca melalui Whats App-nya.
Menurut Sukaca, kapal terkadang memiliki panjang lebih dari 250 meter, dan itu sampai ke MAL. Bahkan, kedepan direncana akan sandar kapal 350 meter. “Tapi untuk sementara ini berjalan seperti biasa, nanti bulan depan akan ada rapat lagi,” jelasnya.
Mieke menyatakan, popularitas Jawa Tengah sebagai destinasi wisata masih kalah dengan Bali dan Yogyakarta. Padahal, potensi yang dimiliki tidak kalah dengan tujuan wisata lain.
“Kemarin saya di Malaysia, ketika pameran wisata saya melihat dan mendengar bahwa Candi Borobudur itu berada di Yogya. Padahal lokasinya ada di Magelang, Jateng bukan Yogjakarta. Ini kan jadi persoalan. Makanya ini yang akan terus kita benahi,” ungkap Mieke.

Kedatangan para wisawatan Jepang itu, disambut meriah dengan pertunjukan kesenian tradisi, gamelan, tari, dan ada pemberian cinderamata.
“Dari destinasi pada pelayaran ini, penyambutan di Jawa Tengah ini paling meriah, Bali kalah dalam penyambutannya. Dan sepertinya benar-benar disiapkan dengan serius. Kami sangat senang dan ini sangat berkesan, terlebih pertunjukan tradisi itu,” kata Judaswara Virga, Deck Administrator Ocean Dream.
Ocean Dream yang berbendera Panama tersebut bertolak dari Yokohama pada 7 Maret lalu, dan pelajarannya selesai pada 23 April 2018. Kapal ini telah berlabuh di Koror Palau, Chile, Dili, Benoa, Semarang, Klang Malaysia, Yangon Myanmar, Singapore, Kamboja, Hainan China dan kembali ke Yokohama.
“Tapi perjalanan dari Chile ke Indonesia ini pemandangannya luar biasa. Terlebih ini summer, jadi lautan cukup tenang. Dan lautan Indonesia ini kalem,” kata Judaswara.
Dia mengatakan, untuk pemandangan lautan Indonesia yang paling menjadi daya tarik penumpang adalah kepulauannya yang menyajikan eksotisme seperti Bali dan Benoa.
Ocean Dream kapal pesiar mewah yang dibangun pada tahun 1981. Kapal tersebut mulai berlayar untuk Carnival Cruise Line sebagai Tropicale pada tahun 1982 dengan panjang 205 meter dan mampu membawa 1.422 penumpang dan awak kapal 550. (***)