Pelabuhan Cigading di Cilegon, Banten yang dikelola PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) bisa dibilang menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia untuk penanganan barang curah, selain peabuhan Dumai Riau, dan pelabuhan Marunda Jakarta Utara.
Tahun 2019, KBS mentarget dapat menangani bongkar muat sekitar 20 juta ton, meski saat ini kapasitas bongkar muat di pelabuhan ini sudah mencapai 25 juta ton, seiring dengan pengoperasian dua dermaga baru.
Direktur Utama KBS Alugoro Mulyowahyudi dalam keterangannya, menyatakan dengan diresmikannya dermaga 7.1 dan 7.2 yang peruntukannya bisa melayani kargo Krakatau Steel dan Krakatau Posco, serta perusahaan swasta untuk komoditi umum, Perseroan optimis target yang direncanakan bisa tercapai.
Seperti diketahui, dua dermaga baru tersebut dilengkapi empat unit jib crane, dan itu akan membuat aktivitas bongkar muat lebih cepat, sehingga menambah throughput.
Untuk diketahui, KBS merupakan anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan, khususnya menangani kargo curah kering, dan curah cair.
KBS juga sudah melaksanakan layanan berbasis online sistem yang terintegrasi dengan Inaportnet. Ada sistem KBS yang dinamai POCIS (Port Cigading Information System) dan SAP. Sistem yang dibangun KBS itu, justru lebih dulu sebelum KSOP Banten menerapkan Inaportnet sistem.
Saat ini KBS memiliki empat anak perusahaan, yakni PT Krakatau Argo Logistik (KAL), PT Krakatau Jasa Logistik (KJL), PT Multi Sentana Baja (MSB), dan PT Wahana Sentana Baja (WSB).
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Tardi yang juga Komisaris Utama PT KBS memuji kinerja KBS pada semester I/2019 yang membukukan pendapatan Rp704 miliar, naik 44% dari periode yang sama tahun lalu.
“Laba bersih selama Januari-Juni 2019 senilai Rp100,4 miliar, meningkat 35% (year on year). Saya berharap target PT KBS tahun ini sebesar Rp1,5 triliun dapat tercapai,” kata Tardi. (bi/ow/**)