Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok, Nyoman Gede Saputera menegaskan, bahwa layanan kegiatan kapal dan bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok tetap berjalan normal dan lancar, kecuali di dermaga JICT karena tak ada sandar kapal akibat aksi mogok kerja SP JICT.
“Layanan kegiatan kapal yang tadinya dijadwal di JICT, dialihkan ke terminal lain. Makanya tak ada yang lumpuh kegiatan di pelabuhan Tanjung Priok,” ungkap Nyoman kepada Ocean Week, Kamis (3/8) siang di Kanornya.

Nyoman, mencontohkan sejumlah kapal yang dilayani di pelabuhan Priok, antara lain MV. GH Zonda di NPCT1 sudah sandar tanggal 2/8 kemarin, membongkar 402 box dan memuat 719 box. “Saat ini kegiatannya sedang berlangsung, sore ini selesai, dan bisa melanjutkan perjalanannya,” ujarnya.
Di TPK Koja, ungkap Nyoman, ada dua kapal yakni Diva dan Hongkong Bridge. Sedangkan di terminal 3 Tanjung Priok ada dua kapal, yakni Star River dan Athos. “Layanan kapal dan barang tetap lancar. Mogok kerja JICT ternyata tak berdampak terhadap pelayanan,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Dermaga JICT pada pagi tadi kosong, tak ada satupun sandar kapal. Kondisi ini akibat aksi mogok kerja 300-an pekerja JICT, mulai Kamis (3/8) pagi ini.
Laporan wartawan Oceanweek menyebutkan, sekitar jam 07.00 WIB, para pekerja (SP) JICT memulai menggelar aksi mogok di halaman parkir terminal, dengan penjagaan aparat keamanan.
Dimulai menyanyikan lagu Indonesia Raya, berorasi sebentar, dan kemudian mereka hanya duduk-duduk di lapangan parkir JICT.
Namun, info yang diperoleh, ada banyak juga pekerja yang loyalis kepada perusahaan dengan tetap masuk seperti biasa.
Aparat keamanan hingga siang ini terlihat tetap siap siaga. Kepala Syahbandar Priok Capt. Sudiono, kepala OP Nyoman Saputera dan para pejabat terkait juga ikut memantau situasi di terminal ini.
Hari ini, di dermaga JICT memang tidak ada sandar kapal. Beberapa kapal yang sedianya dijadwal di terminal ini, kemudian ditangani TPK Koja. Misalnya kapal Diva dan Hongkong Bridge.
Jadi, kata Capt. Supriyanto dari Samudera Indonesia, bahwa dermaga JICT hari ini kosong, karena tidak ada kapal berkegiatan. Peralatan Bongkar muat (crane) pun terlihat tegak berdiri.
“Memang dermaga JICT hari ini tak ada kegiatan operasional kapal, bukan lumpuh, sebab kapal-kapal yang sedianya terjadwal di terminal ini sudah mengalihkan kegiatannya di terminal lain di Priok,” tegasnya.
Cuma, ucap Sekretaris DPC INSA Jaya ini, pelayaran berharap supaya kontainer-kontainer yang masih berada dalam TPS JICT agar dapat segera ditangani. “Kami tidak ingin petikemas yang masih berada di TPS JICT juga ikut tak tertangani, karena ini bisa berpengaruh pada dwelling time,” ungkapnya dibenarkan Anton Sukamto, General Manager KMTC Division PT Samudera Indonesia, di Tanjung Priok, Kamis (3/8).
Kekhawatiran tak terlayaninya kapal, karena aksi mogok kerja ini, ujar Supriyanto, ternyata juga tak terbukti. Hanya saja, pelayaran merugi akibat aksi ini. “JICT juga rugi, pelayaran pun merugi. Nilainya juga tak jauh beda, ratusan milyar juga,” katanya.
Sementara itu, pihak TPK Koja menampik tegas kalau aksi mogok kerja ini juga diantaranya ada dari SP TPK Koja. “SP TPK Koja tidak ikutan aksi tersebut, itu murni SP JICT,” ucap salah satu pejabat di TPK Koja di Kantornya, siang ini.
Dalam siaran persnya, M. Firmansyah, Sekjen SP JICT mengklaim bahwa JICT lumpuh total. Menurut Firmansyah, mogok kerja ini dilakukan karena dampak dari perpanjangan kontrak JICT yang menurut BPK melanggar aturan.
Menurut Firman, kerugian akibat mogok kerja ini mencapai ratusan milyar rupiah. (***)