Untuk mengatasi kemacetan di pelabuhan Tanjung Priok, Otoritas Pelabuhan (OP) minta segera diterapkan single dokumen identitas truk atau TID (truck identity document).
“April tahun 2021 mungkin sudah bisa dilaksanakan, karena kita pingin pelabuhan Priok tak ada lagi macet. Jadi, nanti truk-truk yang belum masuk dalam sistem itu ga bisa masuk ke terminal,” kata Capt. Mugen Sartoto, Kepala OP Tanjung Priok menjawab Ocean Week, di Jakarta Utara, Kamis (14/1/2021).
Menurut Mugen, untuk program TID ini pada awal penerapannya dikhususkan untuk truk petikemas.
Kepala OP juga berharap supaya saat TID diberlakukan, semua terminal petikemas di Tanjung Priok sudah satu sistem.
Selain itu, Capt. Mugen juga menyampaikan bahwa pihaknya akan fokus pada bagaimana mewujudkan Green Port Tanjung Priok. “Targetnya, tahun ini Tanjung Priok sudah Go Green,” ujarnya lagi.
Ketua ALFI Jakarta Adil Karim mengaku mendukung penerapan single TID di Priok. “ALFI sangat mendukung penerapan sistem itu, apalagi kalau dibarengi dengan sistem booking terminal, sehingga nantinya tak ada lagi truk mengantre di pelabuhan, karena truk yang masuk ke terminal sudah ‘beres’ seluruh dokumennya,” kata Adil.
Sementara itu, GM Pelindo Tanjung Priok Guna Mulyana mengatakan bahwa hingga sekarang ini seluruh proses persiapan single TID itu masih terus berprogres.
“Single TID di pelabuhan Priok targetnya tahun 2021 diterapkan. Kami terus berkoordinasi dengan pihak OP dan pengelola terminal petikemas di Priok,” ujarnya.
Untuk diketahui, bahwa TID merupakan sistem berbasis elektronik yang terkoneksi dengan sistem IT manajemen pelabuhan dan pengelola terminal yang berisi data nomor polisi kendaraan/truk serta pemilik/perusahaan angkutannya.
INSA Jaya mendukung rencana penerapan TID di pelabuhan Priok, karena dengan sistem ini pelayaran diuntungkan. “Karena lalu lintas barang akan lancar, dan kapal tak harus menunggu lama,” kata Nano dan Munif, keduanya pengurus DPC INSA Jaya. (***)