Pelabuhan Baai Bengkulu diharapkan dapat melayani dan disandari kapal besar. PT Pelindo II diminta memperbaiki alur pelayaran pelabuhan Baai yang sekarang ini hanya 5 meter.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi menyatakan supaya alur pelayaran yang dangkal itu dikeruk dengan minimal kedalaman 10 meter. “Saya tegaskan agar Pelindo II memperbaiki alur pelayaran tersebut, sehingga nantinya kapal-kapal besar bisa masuk dan tak ada halangan lagi” kata Menhub Budi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Ocean Week, Minggu malam.
Dengan alur yang dalam, kapal besar dapat dilayani, sehingga ada kesempatan masyarakat menggunakan program tol laut untuk mengekspor komoditas dari Bengkulu. Menhub juga mendorong masyarakat Bengkulu untuk mengirimkan komoditas unggulannya, misalnya kopi khas Bengkulu melalui pelabuhan Baai.
“Kita juga bisa memberi subsidi kepada masyarakat Enggano untuk kembali ke Bengkulu dan memberikan tarif subsidi, serta bekerja sama sehingga tidak perlu menunggu lagi untuk mengirim barang,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyatakan Bengkulu merupakan daerah dengan letak geografis yang strategis sebagai jalur logistik nasional, utamanya pada wilayah Sumatera bagian barat.
“Bengkulu memiliki Pelabuhan Pulau Baai yang potensial menjadi pelabuhan internasional sekaligus potensial menjadi integrated port pertama di Indonesia ketika kawasan ekonomi khusus Pulau Baai bisa ditetapkan,” kata Rohidin saat membuka Dialog Nasional 19 Indonesia Maju, di Bengkulu.
Rohidin mengungkapkan, Bengkulu dengan potensi dan letak geografisnya mampu berkontribusi dalam pembangunan nasional terutama sektor ekonomi. Kebijakan ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang digalakkan pemerintah saat ini juga diharapkan bisa menjadikan Bengkulu sejajar dengan daerah maju di Indonesia. (ril/**)