Pemimpin sekaligus pemilik perusahaan CK Hutchison, Li Ka Shing mengumumkan pensiun dari posisinya sebagai pemimpin salah satu grup konglomerasi terbesar di Asia.
“Saya memutuskan untuk mundur sebagai pemimpin grup perusahaan CK Hutchison dan pensiun dari posisi sebagai direktur eksekutif dalam rapat umum pemegang saham mendatang,” kata Li Ka Shing, seperti dikutip dari AFP, Jumat (16/3).
Li akan melimpahkan jabatan kepada anak sulungnya, Victor. Sementara itu, orang terkaya ke-4 di Asia akan berperan sebagai penasihat senior perusahaan.
Kepada wartawan, Li yang sudah berusia 90 tahun pada Juli mendatang sambil tersenyum mengaku bahagia dan terhormat atas kesempatan yang dia peroleh selama ini. Dia juga mendorong agar anak-anak muda mempunyai kesempatan seperti dirinya.
Dalam jumpa pers sebelumnya, Li menolak selalu memberikan komentar secara gamblang soal isu dirinya akan pensiun. Tapi, perubahan manajemen secara besar-besaran pada 2015 lalu mengindikasikan Li membuka jalan bagi Victor untuk mengambil alih kerajaan bisnisnya.
Castor Pang, Kepala Riset Core-Pacific Yamaichi yang berbasis di Hong Kong sebelumnya mengatakan, keputusan Li pensiun hanya tinggal menunggu ‘pengumuman resmi saja’ karena dia sudah mempersiapkannya sejak lama.
Induk perusahaan milik Li, CK Hutchison memiliki aset beragam di lebih 50 negara dan baru-baru ini merambah Eropa. Salah satu perusahaannya, Cheung Kong memiliki bisnis infrastruktur yang tersebar di China Daratan, Inggris, Kanada, dan negara-negara lain. Li sendiri memulai bisnisnya pada 1950 dengan membuat bunga plastik.
Menurut Forbes, per hari ini, kekayaan Li mencapai 35,4 miliar dolar AS, ini membuat Li menjadi orang terkaya ke-23 di dunia. Total pegawai CK Hutchison mencapai lebih dari 300.000 orang.
Di Indonesia, bisnis Li tersebar adalah di sektor telekomunikasi lewat Tri Hutchison Indonesia, lalu Jakarta International Terminal International (JICT), Hutchison Port bekerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, dan ritel Watsons bersama PT Duta Intidaya Tbk.
Sebagai orang terkaya di Hongkong, Li juga diberi gelar ‘Superman’ karena cakupan bisnisnya yang luas sehingga sangat memengaruhi kehidupan masyarakat Hong Kong, termasuk bisnisnya di bidang jasa internet hingga jaringan supermarket.
The Center, gedung pencakar langit yang menjadi ikon Hong Kong, baru saja dijual Li dengan harga lebih dari 5 miliar dolar tahun lalu. Nilai penjualan yang menyentuh rekor ini mengindikasikan pasar properti masih panas di Hong Kong. (afp/**)