PT Lamong Energi Indonesia (LEGI) telah meluncurkan fasilitas terbarunya yakni shore connection (instalasi penyediaan listrik untuk kapal) yang ditempatkan di pelabuhan.
Menurut Direktur PT LEGI Edward Danner Pardammean Napitupulu, layanan ini sudah tersedia di Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) sejak 11 Maret 2018. Dengan adanya layanan tersebut, pemilik kapal mampu melakukan efisiensi untuk kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) saat kapal sandar. Selain itu, program ini juga dilakukan guna mendukung program green port yang digagas pemerintah.
“Untuk saat ini, fasilitas shore connection ini masih ada di Terminal Berlian, kedepan kami juga akan sediakan di Terminal Teluk Lamong, Terminal Petikemas Surabaya dan Terminal lainnya di Pelabuhan Tanjung Perak,” kata Edward Danner Pardammean saat penandatanganan Memorandum of Collaboration (MoC) antara BJTI dan LEGI di kantor pusat Pelindo III, Surabaya, Senin (9/4).
Sementara itu, CEO Pelindo III Ari Ashkara mengatakan, shore connection merupakan salah satu layanan penyedia pasokan daya listrik dari dermaga ke kapal yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan listrik pada mesin utama dan mesin bantu kapal saat sandar.
“Fungsinya untuk mengoperasikan kapal induk, operasi muatan, mesin generator, navigasi dan mendukung kegiatan operasional kapal lainnya. Sehingga saat kapal sandar, tak lagi menggunakan BBM untuk menghidupkan mesin tambahan,” kata Ari.
Dengan adanya layanan ini, diharapkan akan ada efisiensi untuk penggunaan BBM sekitar 20 persen hingga 30 persen. “ini sangat signifikan karena biaya BBM untuk operasional kapal itu mencapai sekitar 40 persen dari total biaya operasional pelayaran,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, General Manager PT Meratus Line, Rudy Supriadi mengatakan sangat antusias dan menyambut gembira dengan adanya layanan ini. Bahkan ia berharap unit shore connection yang ada di Terminal BJTI diperbanyak sesuai jumlah lokasi sandar kapal.
“Sekarang masih tiga unit saja, jadi tidak semua kapal yang sandar kebagian bisa menggunakan fasilitas tersebut. Dan kapal kami baru tadi malam bisa menggunakannya. Harapan kami bisa ditambah menjadi sembilan hingga 10 unit untuk di Berlian saja,” ujar Rudy.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Direktur Operasional PT SPIL, Bambang Gunawan bahwa ada lima kapal milik PT SPIL yang telah menggunakan shore connection saat sandar. Dan fasilitas ini telah memberikan efisiensi sangat besar dalam penggunaan BBM. Jika biasanya untuk menghidupkan mesin tambahan saat sandar membutuhkan BBM sekitar 5 ton atau sekitar 5000 kiloliter, maka sekarang bisa dipenuhi dari listrik. Saat ini, harga solar industri mencapai sekitar Rp 7.250 per liter, sementara harga listri dipat0k sekitar Rp 2.150 per KWH. Artinya, dari kebutuhan BBM solar saat sandar yang mencapai sekitar Rp 36 miliar, bisa dipangkas hingga 30 persen.
“Bahkan kalau dalam hitungan kasar kami, efisiensi yang kami rasakan mencapai 30 persen hingga 40 persen. Belum lagi diuntungkan karena waktu perawatan mesin menjadi lebih lama, termasuk juga ramah lingkungan,” ucapnya. (kb/pld3/**)