Kunjungan dan penumpang kapal laut dari dan ke propinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) selama Februari turun dibandingkan bulan Januari 2020.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) penurunan itu terlihat dari jumlah frekuensi kunjungan kapal laut pada Februari 2020 yang hanya 629 kali dibandingkan Januari 2020 mencapai 639 kali.
“Penumpang melalui transportasi laut juga turun sekitar 39,04 persen dari 35.354 orang pada Januari 2020 menjadi 21.553 orang di bulan Februari 2020,” kata Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri di Palangka Raya, Kamis.
Dikatakan, penurunan frekuensi kunjungan kapal laut dari menuju Provinsi Kalteng terjadi di hampir semua pelabuhan laut utama, baik itu Pelabuhan Pangkalan Bun, Kumai, Sukamara, Kuala Pembuang, dan Pulang Pisau.
“Hanya, kunjungan kapal laut dari dan menuju Pelabuhan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalteng, mengalami kenaikan sebanyak 20 kunjungan,” beber Yomin.
Dia mengatakan jumlah penumpang berkurang sebesar 39,04 persen dari 35.354 orang pada Januari 2020 menjadi 21.553 orang Februari 2020, baik berasal dari penumpang datang sekitar 42,34 persen maupun penumpang berangkat 33,91 persen.
Meskipun terjadi penurunan frekuensi kunjungan kapal, aktivitas arus lalu lintas barang masih menunjukkan peningkatan sebesar 13,98 persen dari 1,53 juta ton pada Januari 2020 menjadi 1,75 juta ton di Februari 2020, terutama berasal dari volume muat barang (35,49 persen).
“Untuk volume bongkar barang terjadi mengalami penurunan sekitar 27,74 persen. Jadi, memang benar-benar terjadi penurunan,” kata Yomin.
Periode yang sama pada 2019, frekuensi kunjungan kapal selama Januari Februari 2020 terjadi penurunan cukup tinggi. Di mana 11,27 persen dari 1.429 kunjungan selama Januari hingga Februari 2019, hanya menjadi 1.268 kunjungan di Januari-Februari 2020.
Meski demikian, BPS Kalteng mencatat ada perbedaan antara frekuensi kunjungan kapal laut dengan Jumlah penumpang. Sebab, terjadi lonjakan kenaikan jumlah penumpang hingga 45,32 persen, dari penumpang datang (33,56 persen) dan penumpang berangkat (66,97 persen).
“Kenaikan jumlah penumpang relatif diikuti oleh kenaikan volume arus barang sebesar 9,07 persen, yang berasal dari volume bongkar (9,41 persen) dan volume muat (8,94 persen),” demikian Yomin. (ant/**)