Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan mampu terintegrasi dengan kawasan industri yang mampu mendorong perekonomian wilayah maupun nasional.
“Kami berbangga hati Pelindo 1 mendapat inisiasi untuk membangun Pelabuhan Kuala Tanjung yang terintegrasi dengan kawasan industri yang nantinya diharapkan mampu menciptakan nilai tambah dan mengubah paradigma masyarakat lebih terbuka terhadap kemajuan industri,” kata Asisten Deputi Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan II Kementerian BUMN Dewi Ariyani, dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Pengembangan Kompleks Kawasan Industri Pelabuhan Kuala Tanjung, bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (27/9).
Hadir pada acara tersebut, antara lain Sekretaris Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian Warsito, Head of Business Development Dubai Ports (DP) World Asia Pacific Richard Szuflak, Direktur PT Jababeka Tbk Hyanto Wihadi, Direktur SDM dan Umum Pelindo 1 M. Hamied Wijaya, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pelindo 1 Iman A. Sulaiman, dan sejumlah perwakilan Kementerian terkait.
Sementara itu, Direktur SDM dan Umum Pelindo 1 M. Hamied Wijaya mengatakan FGD ini bertujuan untuk mendapatkan kesamaan visi dan dukungan dalam mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai Pelabuhan Hub Internasional dan Kawasan Industri Terpadu baik dari perspektif bisnis dan regulasi yang bekerja sama dengan anak usaha Pelindo 1: PT Prima Multi Terminal (PMT), PT Prima Peti Kemas (PTP), dan PT Prima Pengembangan Kawasan (PPK).
Menurut Hamied, Pelindo 1 melaksanakan pembangunan pelabuhan dan kawasan industri terintegrasi Kuala Tanjung dengan cara bertahap. Pada tahap awal, Pelindo 1 mengembangkan Terminal Multipurpose yang telah selesai dibangun dan siap dioperasikan tahun ini. Tahapan selanjutnya, pengembangan kawasan industri dan pelabuhan hub bersama mitra strategis.
“Dengan konsep self generating cargo, Kuala Tanjung diharapkan akan menjadi Pelabuhan Hub Internasional yang sukses mewujudkan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” katanya.
Hamied juga menyatakan, Kawasan Industri Terintegrasi Kuala Tanjung yang terletak di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, memiliki keunggulan antara lain lokasi yang strategis, berada di selat malaka, lahan yang cukup luas (3000 ha) sehingga dapat menampung industri skala besar, akses ke pelabuhan laut dalam yang dapat melayani kapal ukuran terbesar, serta pemanfaatan infrastruktur dan fasillitas dasar secara bersama.
“Pelindo 1 telah menerima penugasan pengembangan kawasan industri di Kuala Tanjung yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Pelabuhan dan Kawasan Industi Kuala Tanjung di Provinsi Sumatera Utara, sehingga kami optimistis bahwa pelaku industri akan tertarik untuk investasi di kawasan industri Kuala Tanjung,” kata Hamied. (pld1/**)