Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengunjungi Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara pada Sabtu (2/3), untuk mengecek kesiapan operasional pelabuhan tersebut.
Menko Luhut hadir didampingi Komisaris Utama Pelindo 1 Refly Harun, Direktur Operasi dan Komersial Pelindo 1 Syahputera Sembiring, Direktur Teknik Pelindo 1 Hosadi A. Putra, serta Direktur Utama PT Prima Multi Terminal Robert Sinaga.
Rencananya pengoperasian Pelabuhan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal ini akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo dalam waktu dekat ini.
Menko Luhut mengapresiasi kesiapan operasional Pelabuhan Kuala Tanjung dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap. “Kedalaman Pelabuhan Kuala Tanjung mencapai 16-17 meter LWS yang bisa disandari kapal-kapal besar. Dengan pengoperasian pelabuhan ini diharapkan mampu menekan biaya logistik sehingga tercipta efisiensi. Dengan penurunan biaya logistik nantinya bisa berdampak pada penurunan harga barang-barang sekitar 35-55%. Selain itu, di pelabuhan ini juga bisa disandari cruise yang mampu membawa 3.000-5.000 wisatawan yang bisa mendorong pariwisata Indonesia, khususnya di daerah Sumatera Utara,” katanya.
Untuk diketahui, Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) telah melakukan kegiatan ekspor perdana sebanyak 205 TEUs menggunakan Kapal Wan Hai 505 pada 27 Desember 2018 lalu. Kemudian pada 14 Februari 2019, KTMT melakukan kegiatan pengapalan ekspor yang membawa muatan 261 TEUs menggunakan Kapal Wan Hai 507 yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, didampingi Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi serta Direktur Utama Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana.
Komoditas ekspor berupa turunan CPO, diangkut menggunakan Kapal milik Wan Hai Lines dengan ukuran panjang (LoA) 268 meter, berbobot 50.000 GT berkapasitas 4.500 TEUs, melayani rute direct call Intra Asia India menuju China.
Saat ini, KTMT telah dilengkapi dengan fasilitas modern dengan didukung sistem IT yang terintegrasi. Guna meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat, KTMT akan dilayani Container Crane bertenaga listrik dengan kapasitas 45 Ton dan mampu meng-handle container dengan kapasitas 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.
KTMT berkapasitas 600 ribu TEUs ini juga dilengkapi dengan dermaga 500×60 m, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch. Selain itu, Terminal Multipurpose Kuala Tanjung juga didukung berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit MHC serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.
Pada tahap awal, KTMT yang dikelola oleh PT Prima Multi Terminal, perusahaan patungan antara Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya ini diharapkan bisa melayani ekspor hingga 600 kontainer setiap minggunya. Sudah ada sejumlah perusahaan berlokasi di KEK Sei Mangkei, diantaranya Unilever, Wilmar, PT Domas Agrointi Prima (Bakrie Group), Permata Hijau Group (PHG), dan P&G yang telah berkomitmen untuk melakukan ekspor dengan tujuan ke China, India, dan negara-negara di Asia melalui Pelabuhan Kuala Tanjung. Pengiriman komoditas melalui Pelabuhan Kuala Tanjung menawarkan integrasi antara moda angkutan laut dan angkutan berbasis rel sehingga akan meningkatkan efisiensi serta menekan emisi karbon.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memastikan fasilitas-fasilitas yang ada di Pelabuhan Kuala Tanjung berjalan dengan baik, sehingga dengan pengoperasian pelabuhan ini sebagai hub internasional mampu melakukan percepatan kegiatan ekspor.
“Dengan pengoperasian Pelabuhan Kuala Tanjung ini diharapkan mampu mempercepat perekonomian daerah, khususnya Sumatera Utara serta menekan biaya logistik nasional,” ujar Syahputera Sembiring, Direktur Operasi dan Komersial Pelindo 1, menambahkan.
Siap Operasi
Pelabuhan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT), Sumatera Utara siap beroperasi sebagai pelabuhan hub internasional dan menjadi sentra logistik nasional khususnya Propinsi Sumatera Utara.

Dirjen Perhubungan Laut, R Agus Purnomo usai mendampingi Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kunjungan kerja di Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara (2/3), menyatakan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan akan mengawal dan memastikan proses pengoperasian pelabuhan Kuala Tanjung bisa berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Agus Purnomo berharap dengan dioperasikannya pelabuhan Kuala Tanjung ini akan menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai sentra logistik baru dan kegiatan operasional pelabuhan di Propinsi Sumatera Utara bisa berjalan efisien dan kompetitif.
Dirjenla mengatakan bahwa Pelabuhan Kuala Tanjung juga direncanakan sebagai pengembangan kawasan industri dengan tujuan untuk menurunkan biaya logistik nasional.
“Dengan demikian Pelabuhan Kuala Tanjung nantinya akan memiliki dua fungsi, yaitu sebagai pelabuhan industri Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) bagi Kawasan Barat Indonesia dan menjadi pusat bongkar muat kapal (transhipment),” ujarnya.
Menurut Dirjen Agus, saat ini Pelabuhan Kuala Tanjung telah memiliki fasilitas pelabuhan yang canggih antara lain tiga Container Crane yang memiliki kapasitas 45 ton dan mampu menangani container berukuran 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.
Selain itu, beberapa waktu lalu juga telah dilakukan ujicoba pengoperasian dengan disandarkannya beberapa kapal berukuran besar baik untuk kegiatan domestik maupun ekspor dan telah berhasil dengan baik.
Untuk kegiatan domestik, kapal yang telah diujicobakan adalah KM. Sinar Belawan yang memilik bobot kapal sekitar GT 12.000 dengan panjang 145,5 meter milik perusahaan PT. Samudera Indonesia dan telah berhasil mengangkut kargo domestik sebanyak 50 box milik PT Unilever Indonesia.
Sedangkan untuk kegiatan ekspor, kapal yang diujicobakan adalah kapal Wan Hai 505 dan Wan Hai 507 yang masing-masing memiliki panjang 268 M dan kapasitas 4.500 TEUs dengan mengangkut barang ekspor milik PT. Unilever Indonesia dan PT. Domas Agrointi Perdana (P & G) tujuan ke China, India, Singapura dan Malaysia.
“Jadi pada tahap awal beroperasi, Pelabuhan KTMT sudah bisa melayani ekspor hingga 600 kontainer setiap minggunya. Beberapa perusahaan yang sudah siap mendukung kegiatan ekspor ini antara lain adalah PT. Unilever, PT. Wilmar, dan PT. Domas Agrointi Perdana (P&G) yang akan memanfaatkan jasa kepelabuhanan Kuala Tanjung Milti Purpose ini untuk melakukan ekspor dengan tujuan ke China, India, dan negara-negara di Asia” kata Dirjen Agus.
Selain itu, sebagai pendukung bagi kelancaran dan kecepatan kegiatan bongkar muat Pelabuhan KTMT, juga telah dilengkapi dermaga ukuran 500×60 m, trestle sepanjang 2,8 km dan lebar 18,5 m serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch, 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit MHC serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.
Sebagai informasi, perjanjian konsesi untuk pengembangan Terminal Multipurpose Kuala Tanjung telah ditandatangani antara Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan dengan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) pada tanggal 23 Januari 2015 tentang pengembangan Terminal Curah Cair Pelabuhan Kuala Tanjung dan telah di Addendum Konsesi menjadi Terminal Multipurpose yang telah ditandatangani pada tanggal 16 November 2016. (**)