Banyuwangi (ANTARA News) – Jalur penyeberangan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali akan ditutup sehari pada Selasa (28/3) bertepatan dengan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1939.
“Pemberangkatan kapal terakhir dari Pelabuhan Ketapang pada Senin (27/3) pukul 23.00 WIB, sedangkan pemberangkatan kapal terakhir dari Pelabuhan Gilimanuk pada Selasa (28/3) pukul 05.30 WITA,” kata General Manajer PT Indonesia Ferry ASDP Ketapang M. Yusuf Hadi di Banyuwangi, kepada Antara, di Kantornya.
Ia mengatakan perayaan Hari Raya Nyepi di Pulau Bali biasanya berlangsung mulai 28 Maret pukul 06.00 WITA hingga 29 Maret pukul 06.00 WITA, sehingga seluruh pengoperasian kapal-kapal di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dihentikan sementara.
“Jalur penyeberangan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk ditutup jelang Hari Raya Nyepi untuk menghormati adat istiadat umat Hindu di Pulau Bali karena mereka menghentikan semua aktivitasnya saat Nyepi,” tuturnya.
Menurutnya jalur penyeberangan di Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk baru dibuka pada tanggal 29 Maret pukul 04.30 WIB atau pukul 05.30 WIB, sehingga dipastikan baru tiba di Pelabuhan Gilimanuk lebih dari pukul 06.00 WITA.
“Pelabuhan Gilimanuk baru dibuka pada Rabu (29/3) setelah pukul 06.00 WITA, sehingga kapal perdana yang berangkat dari Pelabuhan Ketapang bisa bersandar di dermaga Pelabuhan Gilimanuk karena operasionalnya sudah kembali normal,” katanya.
Ia menjelaskan jumlah kapal yang berada di Pelabuhan Ketapang sebanyak 47 kapal, namun enam kapal dalam proses “docking”, sehingga kapal yang siap beroperasi selama masa angkutan Hari Nyepi sejak H-3 hingga H+3 Nyepi sebanyak 41 armada.
“Biasanya jumlah kapal yang beroperasi setiap harinya di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk sebanyak 30 unit dengan 270 perjalanan atau trip, namun kami sudah menyiapkan tiga skenario yakni jadwal normal, padat, dan sangat padat,” ujarnya.
Sedangkan untuk kesiapan kantong-kantong parkir, pihak ASDP Ketapang sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan menyiapkan lahan parkir di luar pelabuhan seperti di Terminal Sritanjung hingga Jembatan Timbang.
“Kami juga akan mempercepat proses bongkar muat kapal dari 32 menit menjadi 28 menit, apabila terjadi penumpukan penumpang dan hal itu akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan,” katanya.
Ia mengimbau agar pengguna jasa terlebih dahulu mengisi blanko manifest sebelum membeli karcis, agar tidak terjadi antrean yang panjang dan yang paling penting bisa menyesuaikan dengan jadwal buka tutup pelabuhan, sehingga tidak terjadi penumpukan. (**)