Pelabuhan Nansha, Tiongkok, berupaya terus meningkatkan pelayanan dengan mempermudah proses bongkar-muat di kapal-kapal yang mengangkut komoditas dari dan tujuan Indonesia.
“Kami jamin proses bongkar-muat hanya butuh waktu tujuh sampai delapan jam selesai,” kata Song Xiaoming selaku Wakil General Manager Guangzhou Port Co Ltd yang membawahi Pelabuhan Nansha kepada Antara di Guangzhou, Provinsi Guangdong, Minggu (9/7).
Song Xiaoming menganggap Indonesia sangat penting bagi perekonomian Tiongkok sehingga layak mendapatkan pelayanan berkualitas. “Dalam sepekan ada empat kapal dari Indonesia. Meningkat dibandingkan sebelumnya yang hanya dua kapal per pekan,” ujarnya.
Selain batu bara, kapal-kapal dari Indonesia itu mengangkut kebutuhan pokok, termasuk tekstil. “Sedangkan dari sini ke Indonesia, biasanya barang-barang elektronik,” kata Song
Dia menyebutkan bahwa dalam satu tahun terdapat sekitar 8.000 kontainer yang mayoritas barang elektronik dikirimkan ke Indonesia melalui Pelabuhan Nansha.
“Kalau untuk kapal berukuran besar, paling lama bongkar muatnya sehari. Semakin cepatnya proses bongkar-muat ini menguntungkan eksportir dan importir,” ujarnya.
Pelabuhan Nansha yang berada di delta Sungai Mutiara menuju Laut China Selatan itu merupakan pelabuhan terbesar keempat di Tiongkok. Dalam satu tahun pelabuhan tersebut menjadi tujuan dan keberangkatan 12 juta kontainer.
Pelabuhan yang berada di ruas jalur transportasi Hong Kong-Guangzho tersebut mulai beroperasi pada 2004. Satu dari tiga zona dikhususkan untuk komoditas asing dari 80 negara, termasuk Indonesia.
Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Guangzhou, Ratu Silvy Gayatri, juga menyatakan bahwa Pelabuhan Nansha merupakan salah satu pelabuhan vital bagi Indonesia.
“Betul, pelabuhan itu sangat vital bagi komoditas industri dari Indonesia,” ujarnya saat dimintai pendapatnya mengenai pelabuhan tersebut.
Dia menyebutkan bahwa nilai ekspor Guangzhou ke Indonesia naik 14,98 persen dari USD733,3 juta pada Januari-Mei 2016 menjadi USD843,1 juta pada periode yang sama tahun ini.
Demikian pula ekspor Indonesia ke Guangzhou naik 33,5 persen dari USD257,5 juta pada Januari-Mei 2016 menjadi USD343,9 juta pada periode yang sama tahun ini. (ant/**)