Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) berharap Terminal Petikemas Kalibaru Pelabuhan Tanjung Priok menjadi salah satu infrastruktur yang mampu mendongkrak kinerja logistik nasional.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan pengoperasian Terminal Petikemas Kalibaru fase pertama yang berkapasitas 1,5 juta TEUs per tahun harus diimbangi dengan layanan sandar kapal, produktivitas bongkar muat yang tinggi serta tarif yang kompetitif. Apabila hal tersebut dilakukan, maka Terminal Petikemas Kalibaru mampu meningkatkan kinerja logistik nasional.
“Terminal Petikemas Kalibaru yang masih terus dikembangkan diharapkan dapat mendongkrak performance logistik Indonesia dan menurunkan biaya logistik. Diharapkan juga bermanfaat bagi stakholders dan masyarakat,” kata Carmelita.
Carmelita mengakui, dengan kehadiran Terminal Petikemas Kalibaru akan membuat tingkat kepadatan di Pelabuhan Tanjung Priok teratasi lantaran adanya peningkatan dermaga dan kapasitas tampung petikemas. Dengan begitu kegiatan kapal yang akan masuk ke pelabuhan tidak terlalu lama menunggu karena adanya terminal baru yang bisa digunakan.
“Sekarang tinggal bagaimana pengelola terminal melakukan pelayanan atas kedatangan kapal maupun kegiatan bongkar muat petikemas. Jika mereka melakukan pelayanan dengan baik dan harga yang kompetitif, maka akan banyak kapal-kapal yang masuk,” tegasnya.
Operasional penuh Terminal Kalibaru, Selasa (13/9) lalu diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Seperti diketahui, Logistik Performance Index (LPI) 2016 yang dirilis oleh Bank Dunia (World Bank) menyebutkan LPI Indonesia turun dari peringkat 53 di tahun 2014 menjadi 63 di tahun 2016. Survei LPI tahun 2016 berdasarkan enam indikator, yaitu Bea Cukai, infrastruktur, pengiriman barang internasional, kualitas dan kompetensi logistik, pelacakan dan pencatatan barang ,dan ketepatan waktu. Dari enam indikator tersebut, infrastruktur memiliki skor paling rendah yakni 2,65. (fjr/ow)