Indonesia National Shipowners Association (INSA) Semarang menyatakan menolak rencana kenaikan layanan jasa pemanduan penundaan di pelabuhan terbesar di Jawa Tengah ini.
Pernyataan itu disampaikan Ketua DPC INSA Semarang Hari Ratmoko kepada Ocean Week, di Semarang, Rabu pagi (16/7). “Saya malah belum tau kalau sudah ada pertemuan untuk membahas rencana kenaikan jasa pandu tunda disini (pelabuhan Tanjung Emas),” ujarnya.
Hari juga menyampaikan bahwa pelabuhan Tanjung Emas Semarang sudah banyak kenaikan tarif. Belum lagi fuel surcharge yang belum dicabut.
Sumber Ocean Week di Semarang (pelayaran) menyebutkan bahwa sudah ada pertemuan antara Pelindo (SPJM) dengan pelayaran dan instansi terkait untuk pembahasan rencana kenaikan jasa pandu tunda tersebut.
Di sisi lain, Hari minta supaya PT Pelindo meningkatkan layanannya, mengingat sejumlah fasilitas anak usaha BUMN tersebut perlu dilakukan perbaikan atau penambahan. “Pada prinsipnya INSA mensupport Pelindo, tapi sebaliknya Pelindo juga harus bisa mengakomodir kebutuhan pelayaran,” ungkap Hari.
Menurut Ketua DPC INSA Semarang, secara umum layanan di Tanjung Emas sudah membaik, baik di Pelindo, KSOP, Bea Cukai, Karantina maupun institusi lainnya.
Ditanya mengenai arus barang, Hari dengan tegas mengungkapkan untuk saat ini, impor barang mengalami penurunan. Kapal yang angkut barang impor tidak mampir Tanjung Emas dan langsung dari Jakarta ke Surabaya. “Nah Pelindo mestinya dapat mengambil peluang pasar itu,” katanya.
Kata Hari, pelayaran asing sedikit segan masuk Tanjung Emas karena alur cukup dangkal untuk kapal besar, fasilitas lain juga ada yang kurang mendukung. “Ini yang mestinya dapat perhatian dari pengelola pelabuhan,” jelasnya.
Pastinya, ucap Hari, untuk rencana kenaikan tarif jasa pandu tunda, sekali lagi INSA Semarang belum akan menyetujuinya. “Kami saja belum diajak bicara, bagaimana kami setuju,” kata Hari Ratmoko. (***)