PT Jakarta International Container Terminal (JICT) tengah aktif dalam program pengurangan limbah dan emisi untuk inisiatif gerakan hijau.
“Saat ini JICT sedang menuju pelabuhan hijau. Hampir seluruh equipment di JICT sudah tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil melainkan Listrik dan energi terbarukan lainnya. Ditambah dengan sosialisasi di masyarakat lewat program kegiatan penanaman pohon, pengolahan limbah minyak dan program kampung iklim,” kata Direktur Utama PT. JICT Ade Hartono dalam rilisnya yang diterima Ocean Week, Minggu.
Selain itu, ujar Ade, perusahaan juga berkomitmen untuk terus mengembangkan inisiatif program pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan, lalu menjalin kemitraan dengan berbagai pihak guna meningkatkan akses dan kualitas pendidikan. “Ini adalah bagian dari program TJSL perusahaan,” katanya.
Atas keberhasilan berbagai program tersebut, JICT meraih penghargaan untuk kategori pendidikan terkait program Community Involvement and Development (CID).
“Kami sangat bahagia menerima penghargaan ini. JICT berinvestasi dalam program-program pendidikan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat sekaligus bentuk kontribusi riil terhadap program pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.
Menurut Ade, penghargaan tersebut adalah hasil kerja keras, dedikasi dan kolaborasi dari berbagai stakeholders JICT.
Untuk diketahui bahwa JICT merupakan salah satu terminal petikemas yang ada di pelabuhan Tanjung Priok. Selain JICT, ada pula TPK Koja, NPCT1, MAL, IPC TPK (Terminal 3).
Saham JICT dimiliki oleh Hutchison dan PT Pelindo. Terminal ini masih menjadi yang terbesar di seluruh Indonesia. (***)