Pemerintah menawarkan pengembangan tiga pelabuhan yakni Kuala Tanjung, Patimban, dan Bitung kepada investor asal Brasil, DTA Engenharia Group. Pengembangan setiap pelabuhan itu diperkirakan membutuhkan investasi sekitar Rp30 triliun.
“Namun, mereka (investor asal Brasil-red) itu belum bilang secara pasti kemampuan dalam bidang permodalan yang akan diinvestasikan, tetapi kami sudah berikan gambaran karena pelabuhan di Indonesia besar-besar jadi kebutuhan dananya sekitar Rp30 triliun,” kata Asisten Deputi Perumahan, Pertanahan dan pembiayaan infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi Bastari Pandji Indra, kepada wartawan, di Jakarta.
Menurut Bastari, dari paparan ketiga pelabuhan, calon investor Brazil kelihatannya tertarik dengan Pelabuhan Kuala Tanjung. Tetapi, hal itu masih akan dibicarakan lebih lanjut, karena ini baru pertemuan pertama.
Selama ini investasi pendanaan dari Brasil di Indonesia mayoritas masuk pada proyek strategis properti dan usaha kaitannya seperti beberapa kawasan industri di Cikarang, Jawa Barat.
Sebelum Brasil, ujarnya, sudah banyak calon investor ingin masuk pada proyek pelabuhan. Mereka, antara lain berasal dari China, Belanda, dan Dubai.
Bastari menyatakan, pembiayaan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap awal PT Pelindo I sudah menggandeng investor Jepang, makanya calon investor yang masuk nanti untuk pembiayaan pengembangan seperti gudang, extention pelabuhan, dan sebagainya.
Bastari juga menyebutan, perusahaan pelat merah hanya akan menjadi penanggungjawab proyek mengingat keterbatasan dana yang dimiliki untuk pengembangan hingga proyek rampung, sehingga kedatangan investor selalu disambut dengan baik.
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mencatat pendanaan untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) telah dipangkas, dari 245 proyek dan 2 program menjadi 222 dan 3 program diproyeksi hanya akan menggunaan pendanaan dari APBN sebesar 10% atau senilai Rp422 triliun. Sisanya, BUMN/BUMD 31% senilai Rp1.254 dan swasta 59% senilai Rp2.414 triliun.
Realisasi hingga 2017, dana APBN yang telah digunakan untuk mendanai proyek sejumlah Rp48 triliun, dana BUMN/BUMD Rp77 triliun, dan dana pihak ketiga atau swasta Rp239 triliun.
Seperti diketahui, Pelabuhan Kuala Tanjung resmi beroperasi pada 5 April 2018. Ditandai dengan sandarnya Kapal Pesiar Super Star Libra sepanjang 215 meter dan membawa 500 pelancong. Ke depan pelabuhan ini diproyeksi jadi hub internasional di kawasan barat Indonesia.
Kata Dirut Pelindo I Bambang Eka Cahyana, Kuala Tanjung diharapkan menjadi hub port untuk wilayah Sumatera. (bc/**)