Indonesian National Shipowners Association (INSA) mengusulkan agar pemerintah (Kemenhub) fokus supaya program tol laut masuk ke daerah-daerah terpencil (remote area) agar terjadi peningkatan konektivitas, bukan ke daerah yang sudah dilayari oleh kapal-kapal swata nasional.
“Anggota INSA tidak kurang melayani di 57 pelabuhan besar dan kecil di Indonesia, dengan armada yang beroperasi ribuan. Kami usulkan itu, supaya jangan sampai terlalu banyak kapal, nanti barang yang diangkut jadi sedikit,” kata Carmelita Hartoto, Ketua Umum DPP INSA menanggapi kekhawatiran usaha pelayaran atas rencana pemerintah yang memasukkan pelabuhan Trisakti dalam program tol laut.
Namun, kekhawatiran tersebut telah diluruskan Menhub Budi Karya Sumadi sewaktu melakukan kunjungan ke pelabuhan Trisakti baru-baru ini. Menhub menyatakan Pelabuhan Trisakti tak akan masuk dalam rute tol laut. Bahkan, Kemenhub berniat akan membatasi kapal yang berlayar ke rute-rute komersial.
Menhub berjanji akan membicarakan hal ini dengan INSA pusat dan regulator lain.
Carmelita Hartoto juga menyatakan, saat ini rute komersial di Indonesia sudah kelebihan pasokan (over supply). Oleh karena itu, tegas Meme (panggilannya) INSA mendukung rencana Kemenhub untuk membatasi kapal masuk ke rute komersial, agar tidak terjadi over supply di satu pelabuhan karena dikhawatirkan dapat memicu perang tarif.
“Dikhawatirkan jika tol laut juga ke rute komersial, justru dapat memicu terjadi perang tarif sehingga bisnis jadi tidak sehat. Kami mengapresiasi langkah Kemenhub yang telah mendengar masukan para pelaku usaha,” ungkapnya.
Carmelita juga mengungkapkan terimakasihnya kepada Menhub Budi Karya Sumadi yang selalu mendengar dan menerima masukan dari pelaku usaha pelayaran anggota INSA. “Kami sangat apresiatif kepada Pak Menhub (Budi Karya Sumadi-red) karena selalu mendengarkan masukan dari kami,” ucapnya. (***)