Indonesia National Shipowners Association (INSA) dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Tengah berharap KSOP Tanjung Emas baru (Junaidi-red) bisa menjalin komunikasi secara baik dengan para asosiasi maupun stakeholder lain di Samarang ini.
“Kami berharap KSOP Tanjung Emas yang baru bisa bekerjasama dengan insan maritim Tanjung Emas Semarang atau lembaga lain yang terkait. Mampu bersinergi dengan stakeholder disini,” kata Ridwan, Ketua DPC INSA Semarang dan Ari Wibowo, Ketua ALFI Jawa Tengah, saat dimintai tanggapannya mengenai KSOP baru di Tanjung Emas, Jumat pagi.
Harapan mereka tidaklah berlebihan, karena mereka hanya ingin agar jalinan komunikasi, baik lisan, pesan singkat, telepon dan lain-lain dengan KSOP yang baru ini akan lebih baik lagi sebagaimana lancarnya komunikasi ALFI dan INSA dengan KSOP sebelumnya.
Saat ditanya mengenai kondisi Tanjung Emas dan problematikanya, Ridwan mengungkapkan bahwa persoalan lama yang selalu timbul hampir setiap tahun adalah faktor alam, yaitu turunnya permukaan tanah, sehingga di beberapa titik di pelabuhan Tanjung Emas perlu dinaikkan dengan cara cor beton seperti di terminal penumpang, di container yard dan break water disebelah barat yang sudah mulai ada titik kerusakan.
“Untuk kegiatan tunda, pandu dan tambatan di dermaga container tidak mengalami kendala yang berarti, demikian juga untuk pelayaban b/m (bongkar muat) berjalan dengan lancar dengan BCH rata-rata berkisar 25 boxes/jam/crane,” ujarnya.
Ridwan memperkirakan Samapi akhir tahun 2019 ini volume b/m (bongkar muat) container kemungkinan bisa mencapai sekitar 700 ribu Teus, atau naik tipis sekitar 4% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 675 rib TeusTEUs .
Sementara itu Ariwibowo, ketua ALFI Jateng menjawab Ocean Week mengenai apa yang mesti dilakukan KSOP baru pada akhir tahun di Tanjung Emas, menginginkan supaya pimpinan KSOP baru di Tanjung Emas dapat melanjutkan program KSOP lama (Ahmad Wahid) yaitu mengantisipasi lonjakan arus barang baik yang keluar maupun yang masuk melalui pelabuhan, karena banyak masuk industri ke Jawa Tengah atas pertimbangan upah buruh yang relatif murah.
“Bisa meneruskan sinergisitas antara Asosiasi maritim di Tanjung Emas dengan lembaga dan beberapa yang terkait,” ungkap Ari.
Seperti diketahui, Junaidi yang sebelumnya sebagai KSOP Tanjung Balai Karimun dilantik menjadi KSOP Tanjung Emas menggantikan Ahmad wahid yang kini menjadi dipindah ke Makassar. (***)