Tekad PT Indonesia Kendaraan Terminal (PT IKT) untuk mensupport program tol laut pemerintah semakin kuat. Bahkan perseroan menyasar sembilan lokasi pelabuhan untuk pembangunan terminal khusus kendaraan guna mendukung konsep tol laut itu.
“Rencana ini akan kami lakukan untuk mendukung konsep logistic nasional sehingga harga barang bisa murah. Tapi, kami sedang mempelajari untuk pembukaan terminal kendaraan di Batam, Medan, Palembang, Patimban, Banjarmasin, Samarinda, Gresik, Makassar, dan Sorong,” kata Direktur Utama PT IKT Armen Amir, di Kantornya.
Saat ini, ungkap dia, IKT baru memiliki satu terminal khusus kendaraan di Tanjung Priok yang beroperasi sejak 2006. Di terminal yang dilengkapi dua dermaga ini, aktivitas ekspor-impor serta distribusi domestik kendaraan bermotor dan alat berat dilakukan secara terpadu.
IKT, ujar Armen, juga menyediakan layanan penanganan kendaraan yang dikirim dari pabrik untuk diekspor dan sebaliknya. “Penanganan kendaraan berbeda dengan kargo lain, maka terminalnya pun harus dipisahkan. Fasilitasnya juga harus lengkap untuk penyimpanan kendaraan,” ungkapnya lagi.
Dari sembilan lokasi yang disasar untuk terminal baru yang mendukung tol laut, Armen menyatakan baru di Gresik yang akan terealisasi dalam waktu dekat. IKT menggandeng PT Maspion Industrial Estate untuk pembangunan terminal ini. “Sudah ada kesepakatan. Nantinya terminal ini mampu menangani 1.200 kendaraan dan menyediakan layanan terpadu seperti terminal kendaraan di Priok,” ucapnya bersemangat.
Gresik, ujar Armen, dipilih untuk dijadikan hub distribusi kendaraan bermotor di Indonesia timur. “Untuk lokasi lain, kami siap investasi, karena biaya pembangunan terminal khusus ini mahal, sementara tarif pengiriman kendaraan bermotor terhitung masih sangat murah,” katanya.
Armen mentargetkan IKT dapat menjadi single operator terminal kendaraan di seluruh Indonesia. Hingga 2020, IKT akan mengucurkan investasi sebesar Rp 4,4 triliun untuk mengembangkan terminal kendaraan di Tanjung Priok. Pengembangan terminal dilakukan dengan memperluas area dari 23 hektare saat ini menjadi 89,5 hektare. Dengan demikian, kapasitas terminal meningkat dari 750 ribu kendaraan menjadi dua juta kendaraan per tahun. (***)