Kelompok Houthi di Yaman semakin mengganas. Baru-baru ini, mereka melancarkan serangan terhadap 50 kapal dagang di Laut Merah. Serangan kali ini diluncurkan ke dua lokasi, antara lain Barat Daya Mokha, Yaman dan Hodeidah, Yaman.
Akibat serangan Houthi ke Laut Merah, sejumlah pelayaran petikemas raksasa dunia menghentikan operasi. Lalu lintas kapal di Laut Merah turun 20% pada Desember 2023 dikarenakan banyak perusahaan pelayaran menghentikan operasinya dan mengalihkan rutenya ke Cape Town di Afrika Selatan.
Perusahaan-perusahaan pelayaran yang menghentikan operasi, antara lain Maersk, MSC, Hapag Lloyd, CMA CGM dan perusahaan migas asal Inggris British Petroleum.
Mereka mengalihkan rute kapal ke Cape Town di Afrika Selatan dengan jarak tempuh tambahan waktu antara 10-14 hari dan 4.000 mil laut (6.500 kilometer).
Karena itu, mereka mengenakan biaya tambahan bahan bakar sekitar US$ 1 juta atau Rp 15,5 miliar (kurs Rp 15.500).
Di sisi lain, biaya asuransi dan waktu pengiriman juga meningkat.
Mengutip dari CNBC, Rabu (10/1/2024), 50 kapal itu dihujani tembakan roket serta drone bersenjata pada Selasa malam. Namun demikian, belum ada laporan menyangkut kerusakan kapal akibat serangan ini.
Pejabat Kementerian Pertahanan (Pentagon) AS melaporkan, empat kapal perang koalisi dikerahkan ke wilayah tersebut. Meski serangan ini didukung Iran, tidak ada kapal perang Iran yang terlibat.
“Ini adalah serangan terbesar terhadap pelayaran komersial,” kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan (Pentagon) AS.
Kejadian kali ini juga merupakan serangan besar pertama yang dilakukan Houthi sejak dibentuknya Operation Prosperity Guardian oleh AS dan 13 negara sekutunya.
Sementara itu, perusahaan keamanan maritim global, Ambrey, turut melaporkan kejadian tersebut bahwa kapal perang Houthi bergerak dengan kecepatan maksimum. Ambrey juga melaporkan, awak kapal tanker melihat suar atau jejak rudal di perairan lepas pantai Mokha.
Serangan ini bukan yang pertama kali diluncurkan kelompok Houthi. Sebelumnya, kelompok tersebut juga telah memperingatkan rencana penyerangannya terhadap semua kapal tujuan Israel di Laut Merah. Serangan ini dilakukan dalam upaya untuk mendukung warga Palestina.
Israel telah meluncurkan serangan terhadap Hamas sejak Oktober 2023 lalu, hingga menewaskan lebih dari 20.000 nyawa, menurut Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola Hamas. Serangan tersebut menyusul pembunuhan yang disebut-sebut dilakukan Hamas terhadap lebih dari 1.000 orang di Israel.
Pada Desember lalu, Houthi juga telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan mengurangi serangan sampai Gaza, Palestina, menerima makanan dan obat-obatan yang dibutuhkannya.
Lalu, apakah hal tersebut bakal berimbas kepada Indonesia. Banyak pelaku usaha pelayaran memperkirakan Indonesia akan terdampak, hanya saja kapan waktunya belum tau. (**)