Bupati Kabupaten Berau Muharam berharap ada pengusaha pelayaran yang mau masuk ke wilayahnya untuk menghindari monopoli tarif. “Saya buka kran bagi pengusaha yang mau, dan sejauh ini ada dua pengusaha yang mengajukan izin, namun saya lupa nama PT-nya,” katanya kepada pers, di Berau.
Selama ini, ungkapnya, para pengusaha kapal kontainer yang masuk ke kabupaten ini masih bisa dihitung dengan jari. Sehingga hal itulah yang mendorong Muharam berniat membuka kran bagi pengusaha yang mau masuk di Kabupaten Berau. “Dengan adanya beberapa pelayaran persaingan harga otomatis bisa sedikit ditekan, karena adanya kompetitor,” ungkap Muharam.
Menurut dia, jika nantinya persaingan harga seperti kontainer ini berjalan, otomatis pelaku usaha lain juga mencari harga yang murah. “Dengan tarif transportasi murah, harga yang lain juga bisa ikut turun. Kalau itu sudah berjalan baru kita bentuk tim untuk mengontrol harga. Kalau untuk menjelang lebaran nanti, harga masih kita serahkan ke pasar,” tuturnya.
Di Berau, kapal angkutan kontainer masih cenderung monopoli. Sebab, ongkos angkut barang dari luar masih tinggi, sehingga, kalau mau melakukan pembanding harga masih sulit. “Pihak yang selama ini punya kapal dan kontainer, masih memberlakukan harga yang agak berbeda. Karena ketika pulang dari Kabupaten Berau cenderung kosong, sehingga biaya transportasi pulang pergi dibebankan hanya sekali. Jadi sulit kita mau pakai standar harga,” jelas Muharam.
Sementara ini belum ada standarisasi harga khusus di Kabupaten Berau, sehingga para pedagang masih semena-mena memberi patokan harga pada komoditas tertentu yang dirasa sedikit memberatkan masyarakat. (***)