
Sementara itu, Kepala Group Advisor dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut Haries Meirizal menyatakan, perekonomian Sumatera Utara (Sumut) yang didominasi industri kelapa sawit dan turunannya yakni menyumbang 48,6% pada nilai ekspor dihadapkan pada tantangan besar, disusul karet yang menyumbang 6% dan kopi hanya berkontribusi 0,8%. “Keadaan tersebut perlu diperbaiki dengan melakukan diversifikasi ekspor berbasis manufaktur,” ujarnya.
Menurut Meirizal, tingginya dominasi ekspor produk sawit dan turunannya menyebabkan kinerja ekspor Sumut relatif sangat sensitif terhadap perubahan harga komoditas. Oleh karena itu diperlukan pengembangan sumber pertumbuhan ekonomi baru yakni yang fokus pada pengembangan industri yang menciptakan nilai tambah besar, berorientasi ekspor dan subtitusi impor, menyerap tenaga kerja serta menjadi wahana pengembangan ilmu dan teknologi.Hasil kajian yang dilakukan BI, minimal ada tiga industri di Sumut yang potensial menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi ekonomi Sumut yang pada beberapa tahun terakhir rata-rata bertumbuh di atas 5,5%.
“Hasil assessment sementara tiga subsektor industri yang potensial di Sumut yakni industri logam dasar (aluminium), industri kimia dasar dan pariwisata,” ungkap Meirizal.
Kata Meirizal, industri aluminium memiliki prospek karena tingginya permintaan pasar domestik dan global. Saat ini pasokan aluminium dari Sumut dengan total kapasitas produksi 250.000 ton/tahun. Sedangkan permintaan alumunium di Indonesia mencapai 800.000 – 1 juta ton/tahun.
“Kondisi itu menyebabkan mayoritas kebutuhan aluminium nasional masih diimpor, di antaranya dari Australia dan China. Diperkirakan, satu dekade ke depan permintaan alumunium domestik akan meningkat hingga 200%,” ujarnya lagi.
Lalu, industri oleokimia yang memiliki keunggulan komparatif karena ketersediaan bahan baku yang melimpah akan memberikan nilai tambah yang tinggi yakni mencapai 40% di atas nilai bahan bakunya yakni CPO dan PKO. Adapun bisnis model yang disarankan dikembangkan adalah fokus pada hilirisasi produk yang mencakup tiga jalur pengambangan masing-masing oleofood, oleochemicah complek dan biofuel complek.
Kemudian, sektor pariwisata yang cukup baik ditandai tren pertumbuhan pembangunan hotel dan wisatawan mancanegara. Sebab, Sumut memiliki banyak obyek wisata yang unik, baik wisata alam dan objek wisata lainnya. (rat/ow/**)