Galangan kapal Korea Selatan HD Hyundai Mipo telah mendapatkan pesanan baru senilai KRW514,8 miliar (US$370 juta) untuk pembangunan empat kapal bunkering LNG.
Kontrak pembuatan kapal terungkap dalam pengajuan bursa saham HD Hyundai Mipo pada 7 November 2024, lapor Offshore Energy Rotterdam.
Kesepakatan tersebut mencakup pembangunan empat kapal bunkering LNG berkapasitas 18.000 meter kubik yang dijadwalkan akan dikirim pada akhir Oktober 2028 ke perusahaan pelayaran yang dirahasiakan di Asia.
Meskipun pembuat kapal tidak mengungkapkan nama pemilik kapal, rumor pasar menunjukkan bahwa Eastern Pacific Shipping (EPS) Singapura dan MSC Mediterranean Shipping Company dari Swiss telah bersama-sama memesan empat kapal bunkering ini.
Offshore Energy telah menghubungi perusahaan pelayaran dan belum menerima tanggapan.
Pesanan terbaru ini mendasari peningkatan jumlah kapal berbahan bakar LNG.
Menurut koalisi industri SEA-LNG, lebih dari 2.000 dari 60.000 kapal terbesar di dunia akan ditenagai oleh LNG dalam waktu dekat dan kapal-kapal berbahan bakar LNG aktif kini mewakili lebih dari 2 persen armada pelayaran global.
Untuk mendukung perluasan ini, bunker LNG saat ini tersedia di 185 pelabuhan, dan tambahan 50 pelabuhan akan ditambahkan pada tahun depan.
“Pembuat kapal Korea Selatan HD Hyundai Mipo telah mendapatkan pesanan baru senilai KRW514,8 miliar (US$370 juta) untuk pembangunan empat kapal bunkering LNG,” ujar perseroan.
Kontrak pembuatan kapal terungkap dalam pengajuan bursa saham HD Hyundai Mipo pada 7 November 2024, lapor Offshore Energy Rotterdam.
Kesepakatan tersebut mencakup pembangunan empat kapal bunkering LNG berkapasitas 18.000 meter kubik yang dijadwalkan akan dikirim pada akhir Oktober 2028 ke perusahaan pelayaran yang dirahasiakan di Asia.
Meskipun pembuat kapal tidak mengungkapkan nama pemilik kapal, rumor pasar menunjukkan bahwa Eastern Pacific Shipping (EPS) Singapura dan MSC Mediterranean Shipping Company dari Swiss telah bersama-sama memesan empat kapal bunkering ini.
Offshore Energy telah menghubungi perusahaan pelayaran dan belum menerima tanggapan.
Pesanan terbaru ini mendasari peningkatan jumlah kapal berbahan bakar LNG. (**/scn)