Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Indonesia punya tantangan untuk memperbaiki produktivitas, efisiensi, dan daya saing dari industri logistik nasional. Hal ini diperlukan supaya Indonesia dapat menjadi hub utama logistik di kawasan Asia Pasifik.
“Perekonomian Indonesia terus menghadapi tantangan seiring perlambatan ekonomi dunia. Langkah perbaikan produktivitas, efisiensi, daya saing menjadi suatu keharusan supaya Indonesia tidak cuma jadi pasar, tapi mampu menjadi pusat logistik di kawasan Asia Pasifik maupun global,” ungkap Sri Mulyani di Jakarta International Expo Kemayoran, tadi pagi.
Sri Mulyani menunjukkan data Survei Logistik 2016 Bank Dunia indeks kinerja logistik Indonesia masih tertinggal dari negara lain, termasuk di ASEAN. “Logistic Performance Index Indonesia di posisi 63, tertinggal dari Singapura di ranking 5, Malaysia 32, dan Thailand di peringkat 45,” ujar dia.
Sri Mulyani menyatakan, ada dua komponen yang membuat kinerja logistik nasional rendah, yakni kurangnya pembangunan infrastruktur logistik dan proses kepabeanan, termasuk perizinan, ketentuan tata niaga ekspor impor.
“Dua masalah ini harus segera diperbaiki, makanya kita perlu identifikasi persoalan sehingga bisa melakukan langkah perbaikan, utamanya di pabeanan dan perizinan,” ujar Sri Mulyani. (ow)