Soft launching pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat bakal dilakukan pada Desember 2020 mendatang.
Itu kata Menhub Budi Karya Sumadi dalam webinar, Senin (26/10). “Kita membangun Patimban, Insya Allah nanti bulan Desember sudah soft launching. Satu pelabuhan yang mungkin akan sama besarnya dengan Tanjung Priok tetapi memang itu akan ada suatu pelabuhan yang padat teknologi,” kata Menhub Budi.
Menurut Budi Karya, Patimban bakal menjadi segitiga. Cirebon sebagai kota wisata, Kertajati sebagai bandara internasional atau bandara logistik dan Patimban ini menjadi satu, yang akan menjadi Rebana, segitiga.
Rebana maksudnya Cirebon, Subang, Majalengka yang akan menjadi penopang roda perekonomian terkait Patimban.
Budi Karya juga menekankan pentingnya pembangunan proyek infrastruktur dalam kerangka pemulihan ekonomi nasional.
“Tentunya dengan pendapatan itu bisa memberikan kesempatan kerja. Penting bagi kita untuk melakukan kerja sama dengan swasta agar dana dana pemerintah bisa digunakan untuk proyek-proyek di timur, pinggiran, dan daerah baru yang belum memiliki kapasitas. Sedangkan proyek-proyek yang sudah bisa komersil katakanlah seperti Soetta, Kualanamu, Ngurah Rai, atau pelabuhan pelabuhan yang bisa komersil itu kita berikan kepada swasta,” kata Budi.

Seperti diketahui bahwa lelang operator Patimban dibuka pada 30 September 2020 dan saat itu diharapkan banyak perusahaan dan konsorsium yang mendaftar.
Namun, hingga pendaftaran ditutup pada 14 Oktober 2020, hanya ada 10 perusahaan yang ikut serta mengambil dokumen lelang.
Adapun yang pada akhirnya memasukkan dokumen lelang sebanyak lima peserta yang terdiri dari tiga perusahaan konsorsium, dan dua perusahaan tunggal.
Menurut juru bicara Kemenhub Adita Irawati, lima peserta tersebut kemudian dinilai berdasarkan sejumlah kriteria yang telah ditetapkan, antara lain kemampuan finansial, minimal aset bersih (net asset), kepemilikan izin badan usaha pelabuhan, serta pengalaman pengelolaan proyek terminal peti kemas dengan kapasitas minimum yang telah ditentukan.
Dari hasil penilaian akhirnya ditetapkan Konsorsium Patimban yang terdiri dari PT CTCorp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya.
Untuk diketahui juga CT Corp adalah perusahaan milik konglomerat Chairul Tanjung. Sedangkan, Indika adalah perusahaan milik konglomerat Sudwikatmono.
Adita menegaskan, kendati hanya memunculkan satu perusahaan yang lolos pra kualifikasi, pemerintah tetap optimistis akan didapat calon operator yang mampu mengelola salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia ini.
“Kriteria telah dibuat sangat ketat, sehingga yang dapat memenuhi kriteria adalah perusahaan yang memiliki kemampuan yang baik,” ucapnya.
Hasil pra kualifikasi tersebut juga telah sesuai dengan Peraturan Lembaga LKPP Nomor 29/2018. Dalam peraturan disebutkan bahwa pengadaan badan usaha melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha, proses lelang tetap bisa dilanjutkan meskipun hanya didapatkan satu yang lolos pra kualifikasi. (**)