Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jambi menghimbau tiga hal yang perlu diperhatikan oleh PT Pelindo, yakni perampingan manajemen, rencana kenaikan tarif, dan perbaikan fasilitas dermaga.
“Tiga hal itu yang mestinya untuk saat ini difokuskan Pelindo, karena sekarang ini harus saingan dengan TUKS yang cukup banyak. Lagi pula dari ongkos, biaya mereka (TUKS) cukup murah dibandingkan melalui Pelindo,” ujar Abdul Gani, anggota komisi 2 DPRD Kota Jambi, kepada Ocean Week, di Jambi, Rabu (27/11) siang.
Hal yang sama juga disampaikan APBMI Jambi dan ALFI Jambi. Kedua nya pun minta agar fasilitas yang rusak diperbaiki, terutama dermaga non petikemas yang sudah lama rubuh akibat tertubruk tongkang Batubara.
Gani saat memberi keterangan pers didampingi M. Ihsan Syafitri (Ketua APBMI Jambi dan Sugeng, sekretaris).
“Makanya untuk rencana menaikkan tarif, perlulah dievaluasi lagi, meskipun kami tau sudah lama tarif tak naik. Namun, situasi kondisi saat ini kayaknya belum memungkinkan,” ungkap Gani dari partai Gerindra tersebut.
Gani juga mengungkapkan bahwa perampingan manajemen yang dimaksudkan adalah swasta yang berkegiatan di pelabuhan Talang Duku cukup dengan Pelindo saja, bukan dengan PTP atau IPC TPK.
Menurut Gani, secara umum layanan di pelabuhan Talang Duku sekarang sudah membaik. “Kapal yang keluar masuk ke pelabuhan ini kan ga banyak, karena nya kami terkadang prihatin dengan peralatan yang sudah disiapkan, namun banyak nganggurnya,” jelasnya diiyakan Ihsan .
Sementara itu, M. Ihsan Syafitri, Ketua APBMI Jambi mengungkapkan sekarang ini kondisi dan situasi usaha bongkar muat sedang tidak baik-baik saja.
“Kami pinginnya, kami yang kerja, Pelindo ga usah mengerjakan bongkar muat, tinggal hitung-hitungan dengan kami, berapa Pelindo minta kontribusinya, sepanjang masih wajar. Jadi kami kalau bisa berhubungan dengan Pelindo saja, sehingga tidak melewati banyak urusan nya,” ujarnya.
Makanya, ujar Ihsan, pihaknya masih berpikir panjang untuk rencana kenaikan biaya buruh di pelabuhan Talang Duku ini. “TKBM sudah mendesak untuk naik tarif, tapi kami kan masih melihat dampaknya, kalau tarif naik, pasti biaya bongkar muat pun akan menyesuaikan, dan hal ini akan berdampak pula pada yang lainnya, makanya kami masih godok terus soal ini,” ungkap Ihsan.
Sekali lagi, tegasnya, untuk masalah kenaikan tarif, baik untuk TKBM dan tarif Pelindo sebaliknya ditangguhkan lebih dulu, sembari melihat situasi kondusif.
“Untuk kenaikan tarif, ini lagi lesu kok mau naik. Jadi sebaiknya ditunda dulu, dan untuk kenaikan tarif, kami harus koordinasi dengan pusat (INSA pusat),” kata Gani.
Gani, Ihsan dan Yoga juga menyoroti kinerja Pelindo (PTP) yang dinilainya lamban. Mereka memisalkan, untuk bongkar barang rata-rata 8-9 ribu ton (batubara), kalau di TUKS perlu waktu 8 jam, tetapi di Pelindo bisa sampai dua hari. “Terus ongkosnya lebih murah di TUKS,” katanya.
Ihsan maupun Gani, sekali lagi mendesak supaya dermaga yang rubuh segera diperbaiki.
Sedangkan Yoga, Ketua ALFI Jambi pun mengiyakan agar fasilitas yang rusak dan kurang bagus, sebaiknya segera dilakukan perbaikan.
Ocean Week yang mengkonfirmasi soal rubuhnya salah satu dermaga yang dioperasikan oleh PTP itu, dibenarkan oleh pihak Pelindo. “Rencananya segera diperbaiki, semoga 2025 sudah mulai perbaikan,” ungkap sumber di Pelindo Jambi.
Untuk diketahui bahwa perekonomian Provinsi Jambi berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2024 mencapai Rp83,03 triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp45,19 triliun.