Sejak diresmikan pada Januari 2016, Terminal Manyar Pelabuhan Gresik, banyak disandari kapal besar, terutama dari Amerika Serikat. Ini juga berimbas pada kenaikan jasa angkutan pelabuhan. Bongkar muat pun naik sekitar 20%.
Direktur Utama (Dirut) PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) Putut Sri Muljanto membenarkan banyaknya kapal yang singgah di pelabuhan Manyar ini. “Mayoritas kapal besar dengan kapasitas angkut 35 ribu ton lebih,” katanya.
Pernyataan senada pun diungkapkan ketua DPC Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Gresik M. Kasir. “Sejak diresmikan 2016 lalu, pelabuhan ini ramai disandari kapal besar. Karena itu terjadi kenaikan jasa angkutan pelabuhan. Usaha bongkar muat barang meningkat 20 persen. Itu karena selain kebijakan pemerintah pusat, ada pengaruh juga dari industri di Gresik,’’ ujar Kasir.
Pelabuhan yang terletak di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Manyar itu sudah cukup padat dengan keluar masuk kapal, terutama bermuatan gandum dan pupuk.
Kata Putut, kapal-kapal besar itu mengangkut bahan baku impor yang digunakan untuk industri pengolahan. “Perusahaan pemesan tersebar di wilayah Gresik dan sekitarnya. Saat ini, kunjungan kapal bertambah. Hampir dua kali lipat dari tahun lalu,” katanya.
Berdasarkan data, tercatat bahwa kunjungan kapal, rata-rata mencapai 10 unit per bulan. Pelabuhan Manyar ini memiliki kedalaman hingga 10 meter.
Oleh sebab itu, perseroan, ujar Putut, berencana memperpanjang dermaga 300 meter dengan biaya Rp 100 miliar.
Kepada wartawan, Sianny menyatakan, BMS berencana memperpanjang dermaga multi purpose tersebut hingga 600 meter. Sehingga nantinya bisa melayani tiga kapal sekaligus. “Memang bertahap, karena JIIPE ini kan baru. Jadi belum banyak pengguna jasa kapal yang memanfaatkan. Mereka melihat dulu pelayanan kami seperti apa,” katanya.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil ketika berkunjung ke JIIPE belum lama ini kembali mengingatkan besarnya potensi pelabuhan di Gresik. Sarana angkutan laut harus dihidupkan. Sebab, pelabuhan merupakan salah satu barometer pertumbuhan ekonomi suatu daerah, bahkan negara. ”Apalagi, JIIPE adalah kawasan industri yang lengkap. Itu potensial,’’ ungkapnya. (***)