Musyawarah Nasional (Munas) Asdeki resmi dibuka oleh Staf Ahli Menteri bidang Logistik dan Multimoda, Cris Kuntadi, mewakili Menhub Budi Karya Sumadi, pada Sabtu pagi ini (10/11), bertempat di Kuta Bali.
Dalam sambutan yang dibacakan Cris Kuntadi, Menhub menyatakan apresiasinya terhadap Asdeki yang sudah banyak membantu dan mendukung kebijakan-kebijakan Kemenhub.
“Pak Menhub juga pesan selain harus berbisnis, perlu pula usaha depo petikemas memperhatikan aspek keselamatan petikemas,” katanya.
Menurut Menhub, aturan yang dibuat Kemenhub bukan dimaksudkan untuk menyulitkan, tapi juga bertujuan agar tercipta data base petikemas yang beredar di Indonesia bisa diketahui.
“Data ini juga mesti dilaporkan ke tingkat internasional (IMO), karena Indonesia menjadi anggota IMO,” ungkapnya.
Cris Kuntadi secara berseloroh menyatakan yakin Asdeki bisa menghadapi tantangan, karena dia menilai bahwa usaha ini banyak berinovasi.
Sementara itu, ketua umum Asdeki, Muslan dalam sambutannya lebih banyak bercerita tentang bagaimana perjalanan asosiasi ini terbentuk hingga saat ini.
“Asdeki mampu menggerakkan 90 persen dari total kontainer secara nasional yang beredar di Indonesia,” katanya.
Kata Muslan, sekarang ada 103 perusahaan anggota Asdeki dari 7 wilayah yang ada di Indonesia, misalnya Jakarta, Semarang, Surabaya, Lampung, Palembang, dan sebagainya.
Terkait dengan PM 53/2018 tentang kelayakan petikemas, Muslan minta kepada pemerintah supaya pemberlakuannya yang direncanakan mulai Januari 2019, bisa diundur.
Terhadap permohonan Asdeki tersebut, Cris Kuntadi yang dikonfirmasi Ocean Week menyatakan supaya permohonan itu diajukan secara resmi tertulis dari Asdeki ditujukan kepada Menhub, supaya menjadi bahan pertimbangan pemerintah.
Khairul Mahalli, Ketua pelaksana Munas mengungkapkan, bahwa Munas ke-3 kali ini diselenggarakan bertepatan dengan hari Pahlawan 10 November 2018.
Munas pertama dilaksanakan di Medan Sumatera Utara. Diharapkan Munas kali ini dapat menghasilkan hal yang positif untuk Asdeki kedepan. (***)