Samudera Terminal Holding berencana melepas 25% saham Terminal Petikemas Palaran, di Kalimantan Timur. China dan Jepang sangat tertarik masuk ke dalam pengelolaan terminal Petikemas Palaran di Kalimantan Timur.
“Tapi kelihatannya China lebih memberikan tawaran yang menarik dan tinggi dibandingkan Jepang,” kata Bani Mulia, Dirut PT Samudera Terminal Indonesia (STI) kepada Ocean Week di Kantornya, Jakarta.
Selain melepas sebagian kepemilikan saham Samudera Indonesia Grup di Terminal Petikemas Palaran, perseroan juga berencana membangun terminal Multipurpose Palaran (Palaran2). “Terminal Palaran 2 terletak di samping TPK Palaran 1, dan ini dalam proses rencana pembangunan, sekitar Rp 500 miliar disiapkan untuk rencana ini,” ungkap Bani.
Menurut Bani, terminal baru itu ditargetkan dibuka tahun ini. Memiliki kapasitas sebesar 230 ribu TEUs atau sama dengan terminal peti kemas Pelaran 1. Saat ini, kapasitas terminal peti kemas Palaran mencapai 230.000 TEUs dan akan dinaikkan menjadi 330.000 TEUs.
Disamping itu, perseroan tahun 2016 telah pula menambah satu unit kapal yakni Sinar Benoa. Sedangkan 3 unit kapal baru dibangun, yakni satu unit kapal Tanker 4000 ton dibangun di Jepang, dan dua unit kapal container dibangun di China.
Bani bilang, tahun ini, Samudera Indonesia menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 150 juta. Sekitar US$ 150 juta akan digunakan untuk membiayai ekspansi dan sisanya untuk penambahan armada.
Samudera Shipping Line (SSL) menjadi ranking pertama dalam perolehan pendapatan pada semester I yakni mencapai US$ 7,5 juta. Semestara untuk kelompok terminal, Palaran mencatatkan Rp 50 miliar, Tangguh Samudera Jaya (TSJ) Rp 50 miliar dan PNP juga sekitar Rp 50 miliar. “Pendapatan (keuntungan tahun ini) semester I sekitar US$ 13 juta, meningkat dibandingkan semester sama tahun 2015 yang tercatat US$ 8 juta,” tuttur Bani.
Bani mengatakan, perseroan berencana untuk membeli minimal lima armada kapal dari beragam jenis, mulai dari kontainer hingga tanker. “Satu kapal kontainer berkapasitas 1.100 TEUs sudah dikirim dari Jepang,” ungkap cucu tokoh pelayaran nasional Soedarpo (almarhum) ini.
Satu lagi kapal baru berkapasitas 2.000 TEUs. Perseroan juga akan mendatangkan kapal dari Tiongkok dengan kapasitas sekitar 600 TEUs dan diharapkan tiba pada kuartal I-2016. Perseroan sengaja membeli lebih banyak kapal bekas supaya bisa langsung dioperasikan.
Perseroan juga berniat untuk merambah bisnis sektor infrastruktur energi dengan mendukung program pemerintah untuk menyediakan kapasitas listrik sebesar 35 ribu mega watt (MW). Perseroan menyiapkan infrastruktur berupa shuttle tanker, floating storage, regasification barge, dan floating Storage Regasification Unit (FSRU) untuk program kelistrikan tersebut.
Bani juga menyampaikan bahwa PT Samudera Indonesia Tbk yang bergerak di bidang pelayaran, logistik, terminal dan keagenan, pada kuartal semester I tahun 2016 ini berhasil mencatatkan keuntungan sebesar US$ 20 juta atau membukukan pendapatan sebesar USD 103,6 juta.
Perseroan juga menargetkan investasi sebesar USD 153 juta termasuk didalamnya adalah pembelian 2 kapal senilai USD 10,3 juta dengan total kapasitas 1.622 Teus yakni Sinar Banda untuk layanan rute regional dan Sinar Papua rute domestik.
Konsolidasi
Direktur Utama PT Samudera Indonesia Masli Mulia mengungkapkan, di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang masih berada pada tahap pemulihan pasca krisis global, SMDR mampu mencatat laba bersih sebesar USD 4,5 juta, melebihi target yang telah ditetapkan.
Masli menambahkan, di tahun 2016 PT SMDR akan melakukan restrukturisasi pada lini usaha logistik. Langkah ini merupakan upaya untuk meningkatkan fokus perusahaan pada lini usaha yang ada sesuai dengan karakteristik masing-masing bisnis dan mendorong anak usaha SMDR mampu melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Samudera Indonesia (SMDR) akan melakukan konsolidasi di bidang logistik dengan pembangunan depo peti kemas baik di domestik maupun regional, serta melakukan pengembagan di bisnis freight forwarding dan pengembangan pada bisnis trucking & project logistics. Rencana investasi yang akan dilakukan dalam 2 tahun ke depan adalah pembangunan depo peti kemas di Palembang dan Makassar serta melakukan perluasan lahan di Surabaya, Semarang, Medan dan Semper dengan total investasi sebesar USD 60 juta,” ungkap Masli.
Sesuai dengan rencana strategis tahun 2015 terkait pembentukan sub holding untuk lini usaha terminal, terkait rangkaian rencana transaksi afiliasi PT Samudera Terminal Indonesia (STI). STI telah melakukan paid up capital sebesar IDR 800 Milyar dan target untuk menambah modal dasar sampai dengan IDR 2 Triliun.
Saat ini STI membawahi empat terminal existing dengan total kapasitas mencapai 880 ribu Teus dengan utilisasi sekitar 70%. Direncanakan dalam 5 tahun ke depan STI akan berusaha mencapai total kapasitas 1,5 juta Teus. Pencapaian tersebut ditargetkan dengan upaya perluasan terminal existing dan pembangunan pelabuhan baru. Selain itu, SMDR juga merencanakan paling lama dalam jangka waktu 5 tahun, STI direncanakan akan melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Rencana-rencana strategis tersebut membuktikan Samudera Indonesia secara konsisten terus berusaha mengembangkan usaha, menyambut peluang bisnis serta mendukung program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur pelabuhan, transportasi lintas pulau dan penguatan sektor logistik nasional. (ow)