Managing Director Cikarang Inland Port (CDP/Cikarang Dry Port) Benny Woenardi menyatakan, bahwa pihaknya merencanakan membuka beberapa pelabuhan darat/dry port di tempat lain, diluar Cikarang.
“Saat ini masih dalam tahapan pembicaraan dan kajian. Rencananya membuka empat hingga lima dry port baru di beberapa daerah. Salah satunya di Balaraja, Banten, dan kami akan bekerjasama dengan pengembang properti di wilayah itu,” kata Benny kepada Wartawan.
Menurut dia, investasi per dry port berkisar Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun. Investasi itu hanya sekitar 30-40% pembangunan di sea port. Juga tergantung dari harga tanah.
Jadi, ungkap Benny, investasi yang akan dikeluarkan oleh perseroan untuk pembangunan dry port di masing-masing lokasi akan berbeda-beda. “Yang pasti, dengan bertambahnya jumlah dry port, akan membuat distribusi dan jaringan logistik Cikarang Inland Port semakin terintegrasi dan dapat menambah pelayanan kepada konsumen dalam mengatur pengiriman barang,” ucapnya.
Menurut Benny, saat ini, sudah banyak perusahaan yang melakukan ekspor impor menggunakan jasa CDP. Hal itu bisa dilihat dari pertumbuhan bisnis CDP yang mencapai 30% setiap tahunnya.
Kata Benny untuk segmen ekspor, pertumbuhannya mencapai 400%. Pertumbuhan tersebut terutama dari perusahaan otomotif yang mengekspor produknya.
Saat melakukan pemaparan mengenai dry port di konferensi The 15th ASEAN Ports and Shipping, Kamis (6/7) lalu, banyak peserta dari negara lain yang tertarik dengan konsep dry port yang dilakukan oleh CDP. Apalagi CDP merupakan dry port pertama di ASEAN yang telah mengantongi kode pelabuhan internasional.
“Cukup satu dokumen, ekspor impor sudah bisa dilakukan. Kemudahan seperti itu penting bagi pelaku bisnis,” katanya.
CDP juga memiliki pengiriman barang dari dan ke Tanjung Priok dengan menggunakan kereta api, sehingga mempercepat arus barang. Jadi, saat pelarangan operasional truk saat arus mudik dan arus balik pada Lebaran tahun ini, pengiriman barang di CDP yang menggunakan moda kereta api tetap berjalan.
Smart Port
Benny juga mengungkapkan bahwa, Cikarang Dry Port telah mengembangkan konsep smart port untuk meningkatkan pelayanan dan kelancaran sistem logistik nasional, salah satunya melalui gerbang otomatis dan pembayaran elektronik.
Pihaknya juga akan meningkatkan sistem gerbang otomatis, e-DO, e-Billing dan e-Payment untuk meningkatkan pelayanan di pelabuhan tersebut. “Dalam proses pengeluaran barang nanti, perpindahan dan verifikasi data akan dilakukan melalui jaringan yang menghubungkan berbagai sistem, termasuk Bea Cukai dan Indonesia National Single Window,” kata Benny.
Beberapa sistem yang sudah diterapkan di Cikarang Dry Port antara lain Electronic Delivery Order (e-DO) yang mampu mengidentifikasi ketika importir sudah menyelesaikan proses administrasi pelayaran. Jika digabungkan dengan sistem gerbang otomatis, maka proses tersebut akan mempermudah pengeluaran barang.
Benny menambahkan pihaknya menerapkan aplikasi mobile berbasis Android dan iOS guna mendukung smart port. Hal itu, akan mempermudah pengguna jasa untuk melakukan pelacakan kontainer, cek tagihan, pengecekan jadwal kapal dan kereta api. (**)
apakah sudah ada di lombok atau akan di bangun atau lombok tidak
termasuk rancanagn pembangunan juga..?
dan bagaimana jika di bangun di lombok
akan di bangun di sebalahmana ya..?